Читайте также: |
|
“Hai.”
Suara lembut itu membuatku kaget. Aku berbalik dan mendapati Eun-Ji sudah berdiri di hadapanku.
“Bagaimana bisa kau ada disini?” tanyaku marah.
“Gampang saja bagiku,” ujarnya enteng, dan tanpa meminta izin terlebih dahulu, dia duduk di atas sofa.
“Kau tidak punya hak berada disini,” sergahku.
“Aku hanya ingin berbisnis denganmu. Tentang hidup Hye-Na.”
Dia tahu 100% bahwa ucapannya itu dengan sukses membuatku tertarik.
“Jelaskan,” pintaku mengalah.
“Kalau aku tidak salah menduga, kau pastinya tidak ingin Hye-Na mati. Benar tidak?”
Aku hanya diam dan sepertinya dia menganggap itu sebagai tanda setuju.
“Kalau seperti ini terus, lama kelamaan pada akhirnya kau harus menciumnya walaupun dengan sangat terpaksa. Dan kau merubahnya menjadi monster mengerikan. Kalau kau tidak mau itu terjadi, aku punya rencana.”
“Apa?”
“Tinggalkan dia. Buat seolah-olah kau menganggapnya sama sekali tidak pantas untukmu. Seakan-akan kau mencintai orang lain, yaitu aku. Dia akan sangat membencimu tentu saja. Bagaimana?”
“Membenciku?”
“Itu lebih baik. Kalau dia membencimu, dia akan mencampakkanmu, dan hal ini tidak akan menjadi terlalu berat baginya. Dan… kematianmu, aku berjanji aku yang akan memakan organ tubuhmu.”
Aku menimbang-nimbang perkataannya. Ide yang sangat bagus menurutku, walaupun berasal dari orang yang sangat aku benci.
“Baiklah,” gumamku.
Aku melihatnya tersenyum senang. Seringai licik melintas di wajahnya.
“Kalau begitu kita harus mulai bersandiwara dari sekarang,” ujarnya sambil berjalan mendekatiku.
“Jangan pernah mengambil kesempatan untuk menyentuhku! Aku sama sekali tidak keberatan untuk membunuhmu!”
“Baiklah, baiklah!”
Aku mengambil nafas berat. Keputusan ini benar-benar akan membuatnya hancur.
“Dia bisa terluka,” bisikku.
“Aka nada penggantimu, oppa. tidak sengaja aku mengetahui rahasia besar seseorang. Dia ternyata sangat menyukai Hye-Na tapi tidak punya keberanian untuk mendekatinya.”
“Bagaimana bisa?” selidikku.
“Kau tahu kemampuanku untuk membuat seseorang bicara terbuka padaku. Aku melihatnya menulis nama Hye-Na berkali-kali di atas kertas, jadi aku memutuskan untuk menginterogasinya.”
“Siapa?”
“Hyuk-Jae. Lee Hyuk-Jae. Namja tertampan di sekolah sebelum kau datang.”
“Oh, dia. Aku sudah tahu. Dia sering menatap Na~ya dari jauh. Gadisku,” geramku.
“Kyuhyun oppa,” bisik Eun-Ji yang tiba-tiba saja sudah berdiri sangat dekat denganku. “Kalau mau usaha kita sukses, harus berlatih dari sekarang,” ujarnya sambil menyentuh lembut wajahku.
Aku sedang menekan keinginan untuk melemparnya ke seberang ruangan saat aku mendengar suara lirih yang menyayat hati itu. Na~ya….
TBC
HYE-NA’S POV
Perasaan tak enak itu semakin melandaku saat kakiku melangkah makin dekat ke rumah Kyuhyun. Ada apa ini? Apa sesuatu terjadi padanya?
Aku meraih pegangan pintu, bermaksud mengetuk sebelumnya, tapi ternyata pintunya tak terkunci. Aku melangkah masuk dan di detik itulah aku melihat sesuatu…. Hal yang tak pernah kusangka akan dilakukannya….
“Oppa…” ucapku dengan suara tercekat.
Walaupun mataku sudah kabur oleh air mata, sedetik aku masih melihat tubuh Eun-Ji yang terbang membentur dinding dan tatapan Kyuhyun yang terluka menatapku. Aku berbalik dan berlari pergi.
Satu hal yang meluluhlantakkan hatiku saat itu, dia sama sekali tak berusaha untuk mengejarku….
***
Дата добавления: 2015-11-14; просмотров: 48 | Нарушение авторских прав
<== предыдущая страница | | | следующая страница ==> |
KYUHYUN’S POV | | | KYUHYUN’S POV |