Читайте также: |
|
Pagi ini aneh sekali. Seperti mimpi. Tiba-tiba saja dia tersenyum padaku. Aku sampai-sampai harus menenangkan diri dulu beberapa saat agar bisa membalas senyumnya.
“Apa kau tidak takut padaku?” tanyaku hati-hati.
“Takut apa?” tanyanya polos.
“Aku akan membunuhmu,” geramku.
“Ya sudah, bunuh saja!” ujarnya semangat. “Tapi sayang ini masih tanggal 18,” lanjutnya sambil nyengir.
“Aku tidak bercanda, Hye-Na~a!”
“Aku juga tidak, oppa!”
“Oppa? Apa yang terjadi padamu dalam waktu 24 jam, hah?” tuntutku.
Dia mengerlingkan matanya sambil tertawa.
“Apa yang akan terjadi kalau sekarang kau menciumku?” tanyanya masih dengan senyum lebar tersungging di bibirnya.
“Kau gila!” desisku.
“Aku akan lenyap karena sekarang bukan tanggal 15.” Dia menjawab sendiri pertanyaannya tadi. “Tapi apakah satu bulan lagi kau akan menciumku?” tuntutnya lagi.
“Itu sayangnya, tidak pernah terlintas di benakku!”
“Oh, mulai sekarang kau harus memikirkannya. Aku tidak keberatan kalau harus menjadi curare.”
Ucapannya membuatku naik pitam. Aku mendorongnya sampai tersudut ke dinding dan meletakkan kedua tanganku di sisi kepalanya. Penuh intimidasi.
“Dengar, Hye-Na~a, aku lebih memilih mati daripada menciummu!”
***
HYE-NA’S POV
Ada satu hal yang benar-benar aku yakini sekarang. Aku bersedia mati untuk namja yang baru aku kenal selama 3 hari. Kelihatannya aku benar-benar sudah gila!
Tapi namja itu… sayangnya tidak berniat sedikitpun untuk mengakhiri hidupku. Ya sudahlah, dia saja yang bodoh! Lebih baik aku menyelamatkan diriku hari ini. Pengambilan nilai olahraga yang seharusnya kemarin ditunda hari ini. Dan aku masih belum bisa menguasainya.
Kyuhyun mendekatiku. Tiba-tiba saja dia menarik lepas ikatan rambutku lalu mulai merapikan rambutku dan mengikatnya lagi dengan rapi.
Berada dalam dekapan tubuhnya yang wangi membuatku kehilangan akal sehat. Sepertinya dia sengaja sekali mengambil posisi ini. Mengikat rambutku sambil menatap wajahku tanpa henti.
“Rambutmu tadi awut-awutan sekali, Na-Ya,” gumanya. Na-Ya? Dia memanggilku Na-Ya? OMO, aku tidak boleh pingsan sekarang!
Dia menjulurkan tubuhnya sedikit hingga wajah kami hanya berjarak lima senti.
“Berjuanglah. Kalau kau berhasil aku akan memikirkan ucapanmu tadi,” bisiknya di telingaku.
“Pegang ucapanmu!” ucapku tegas.
***
Hari yang indah! Aku bisa memasukkan 2 dari 3 bola ke keranjang. Aku menghampiri Kyuhyun, nyaris melompat-lompat di sepanjang jalan.
“Bagaimana?”
“Hebat,” pujinya.
“Jadi?”
“Apa?” tanyanya polos.
“Kau bilang kau akan memikrkan permintaanku!”
“Aku bilang aku akan memikirkannya kalau kau berhasil memasukkan semua bola ke dalam keranjang. Tapi kau gagal memasukkan bolayang terakhir.”
“Kau curang! Bisa memasukkan 2 dari 3 saja sudah hebat sekali untukku! Bilang saja kalau dari awal kau memang tak berniat memikirkannya!” protesku.
“Baru kau satu-satunya yang bersedia menjadi monster dengan penuh semangat,” ujarnya geli.
“Aku tidak main-main, oppa! aku tidak mau kau mati!”
“Memangnya kenapa kalau aku mati?”
“Oh, yang benar saja! Bukankah sudah jelas sekali?”
“Apa?”
“ Just simply. You die, I die. ”
***
Дата добавления: 2015-11-14; просмотров: 55 | Нарушение авторских прав
<== предыдущая страница | | | следующая страница ==> |
KYUHYUN’S POV | | | KYUHYUN’S POV |