Читайте также: |
|
“Kau memang sudah gila!” ujarnya sambil tertawa kecil.
Dan aku langsung kehilangan focus. Tubuhku menegang dan aku benar-benar terkesima melihatnya. Tidak ada hal lain yang lebih indah selain selain kesempurnaan di hadapanku ini. Demi Tuhan! Gadis ini benar-benar membuatku gila! Bagaimana mungkin seluruh pusat tata surya bergabung dalam satu wujud indah bernama Hye-Na?
Aku mengulurkan tangan dan menyentuh pipinya dengan jari telunjukku. Aku benar-benar melakukannya dengan hati-hati, seakan-akan dia bisa pecah berkeping-keping karena sentuhanku. Kulitnya selembut sutera dan aku suka semburat merah yang muncul saat aku menyentuh pipinya. Dunia benar-benar tidak adil! Membuatku kehilangan kendali seperti ini!
Aku mendekatkan wajahku agar bisa menatap wajahnya, mempelajarinya secara mendetail. Matanya yang indah dinaungi bulu mata panjang yang tebal dan lentik. Kacamata itu tidak bisa menyembunyikan mata hitamnya yang mempesona. Hidungnya mancung dan benar-benar….
“Pernahkah ada yang memberitahumu bahwa kau begitu cantik sehingga tidak ada pria yang bisa mengalihkan tatapannya sedikitpun darimu?”
***
HYE-NA’S POV
Dia mengulurkan tangannya ke arahku dan sesaat kemudian telunjuknya sudah membelai pipiku dengan begitu lembut dan hati-hati. Seolah-olah aku bisa terluka karena sentuhannya. Dan pada saat itu pula aku kehilangan akal untuk mengingat bagaimana tepatnya cara agar aku tetap bisa bernafas?
Dia mendekatkan wajahnya, mempelajari setiap detail wajahku dengan cermat. Aku bahkan tidak peduli dimana kami sekarang berada asalkan aku tetap bisa memandang kesempurnannya.
“Pernahkah ada yang memberitahumu bahwa kau begitu cantik sehingga tidak ada pria yang bisa mengalihkan tatapannya sedikitpun darimu?” tukasnya tiba-tiba, membuat paru-paruku tiba-tiba berhenti berfungsi.
Aku begitu terpana sampai-sampai tidak bisa menggerakkan lidahku sendiri. Dia tidak main-main dengan ucapannya. Nadanya terdengar begitu serius.
“Hei, Kyuhyun!” panggil Ji-Yoo dengan nada geli. “Kau membuat seluruh murid kehilangan fokus!”
Enggan, aku memalingkan wajah dari ketampanannya dan memperhatikan semua orang yang sedang melongo menatap kami berdua.
“Oh, maaf!” ucap Kyuhyun, nyengir menatap semua orang.
Aku bisa melihat dari sudut mataku, bahwa semua yeoja di kelasku terlalu sibuk menatap wajah Kyuhyun, dan sama sepertiku, mereka juga tidak bisa menemukan kata yang tepat untuk menggambarkan seorang namja bernama Kyuhyun ini.
10 menit kemudian bel istirahat berbunyi. Celoteh para murid terdengar disana-sini. Dan aku sama sekali tidak terkejut mendapati segerombolan yeoja berbisik-bisik di depan kelasku sambil menunjuk-nunjuk Kyuhyun.
Berusaha mengacuhkan mereka, aku menyelinap keluar dari kelas dan secepat mungkin pergi ke kantin. Mengambil tempat di sudut, seperti biasa.
Aneh, kantin setengah kosong hari ini. Padahal biasanya sulit sekali mencari tempat kosong disini. Ah, mungkin gara-gara para yeoja berkumpul di kelasku untuk melihat Kyuhyun.
Selama ini tak ada yang berani cari gara-gara dengan mencoba menyerobot tempat dudukku. Mungkin saja karena tampangku yang tampak cukup mengerikan.
Aku memikirkan kejadian tadi. Bagaimana mungkin aku tertawa hanya gara-gara namja gila itu?
“Hai!”
Ugh, suara itu lagi! Dengan malas aku mengangkat wajah dan seketika mendapati dua kesempurnaan di hadapanku.
“Hye-Na, kami boleh duduk disini, kan? Tempat lain sudah terisi penuh.” Kali ini giliran Ji-Yoo yang bicara. Matanya menatapku. Memohon.
“Terserah kau sajalah,” ujarku enggan.
Ji–Yoo mengambil tempat di sampingku sedangkan Kyuhyun duduk tepat di hadapanku.
“Kau tidak mau Tanya sesuatu?” Tanya Ji-Yoo semangat. Sekilas aku melihat Kyuhyun memberikan tatapan memperingatkan padanya.
“Sudahlah Kyuhyun~a, dia juga perlu tahu!” protes Ji-Yoo.
“Apa?” tanyaku penasaran.
“Menurutmu kami ini apa?” Ji-Yoo balik bertanya.
“Vampir,” sahutku tanpa berpikir.
Memangnya apa lagi? Cirri-ciri mereka sudah cukup membuktikan. Kecuali kulit mereka yang tidak putih pucat seperti tulang. Kulit mereka putih, tapi masih dalam taraf kewajaran.
Ji-Yoo tertawa terbahak-bahak mendengar ucapanku. Dia baru menghentikan tawanya saat sadar kami menjadi pusat perhatian.
“Biar aku yang menjelaskan,” ujar Kyuhyun. Dan tiba-tiba saja perasaanku jadi tidak enak.
***
Дата добавления: 2015-11-14; просмотров: 58 | Нарушение авторских прав
<== предыдущая страница | | | следующая страница ==> |
KYUHYUN’S POV | | | KYUHYUN’S POV |