Студопедия
Случайная страница | ТОМ-1 | ТОМ-2 | ТОМ-3
АрхитектураБиологияГеографияДругоеИностранные языки
ИнформатикаИсторияКультураЛитератураМатематика
МедицинаМеханикаОбразованиеОхрана трудаПедагогика
ПолитикаПравоПрограммированиеПсихологияРелигия
СоциологияСпортСтроительствоФизикаФилософия
ФинансыХимияЭкологияЭкономикаЭлектроника

KYUHYUN’S POV

KYUHYUN’S POV | KYUHYUN’S POV | KYUHYUN’S POV | KYUHYUN’S POV | KYUHYUN’S POV | KYUHYUN’S POV | KYUHYUN’S POV | KYUHYUN’S POV | KYUHYUN’S POV | KYUHYUN’S POV |


Читайте также:
  1. KYUHYUN’S POV
  2. KYUHYUN’S POV
  3. KYUHYUN’S POV
  4. KYUHYUN’S POV
  5. KYUHYUN’S POV
  6. KYUHYUN’S POV

“Bagaimana kencan istimewamu tadi?” selidik adikku saat aku baru melangkahkan kaki masuk ke ruang tamu.

“Kau tahu dari mana?”

“Eomma.”

“Menyenangkan.”

“Aku jadi penasaran seperti apa wajahnya.”

“Kenapa tidak kau lihat saja di TV atau majalah?”

“Aku tak punya banyak waktu. Kau kan tahu aku sedang sibuk menyelesaikan skripsi.”

“Oh, tapi tentunya kau punya waktu untuk menggangguku,” ejekku.

“Itu merupakan kesenangan bagiku, hyung. Aku tidak mau merana sendirian.”

Aku menghempaskan tubuh di sampingnya, menatap layar laptopnya yang sudah dipenuhi banyak tulisan.

“Kapan kau masuk kerja, Pak Direktur?” tanyaku sok peduli.

“Setelah kau kawin.”

“Dan itu berarti lusa?”

“Yah, cepat sekali bukan?”

Lusa? Aku akan menikahinya lusa? Aku tidak bisa membayangkan bisa secantik apa dia nanti di hari pernikahan kami….

***

EUNHYUK’S POV

Aku menyampirkan jasku asal-asalan. Bukan rahasia lagi jika aku tidak suka memakai pakaian resmi. Appa sudah mewanti-wantiku soal ini, dia bilang memangnya aku mau pakai baju kaus saat masuk kerja nanti?

Aku berusaha memasang dasiku seraya berjalan memasuki gedung hotel tempat pernikahan kakakku akan digelar.

Langkahku mendadak terhenti di depan pintu masuk. Sama sekali tidak memedulikan orang-orang yang menabrakku karena hal ini. Mataku tertumbuk pada tulisan yang terpajang di depan pintu itu.

Cho Kyuhyun dan Han Hye-Na? Hye-Na?

Brengsek! Pasti ada kesalahan! Kenapa aku tidak bisa menarik kesimpulan atas semua ini? Hye-Na yang tiba-tiba akan menikah, Kyuhyun hyung yang menyetujui perjodohannya. Kenapa aku tidak bisa emnghubungkan semuanya?

Bergegas aku menghambur masuk, tidak peduli tatapan bingung orang-orang yang melihat tingkahku. Gadisku akan menikah dengan hyungku sendiri? Aku tak akan membiarkannya!

***

HYE-NA’S POV

Aku ditinggal sendirian di ruangan ini setelah aku selesai dirias. Gaun pilihan Kyuhyun ternyata benar-benar pas di tubuhku. Dari tadi aku malah tidak ada henti-hentinya mengagumi diri sendiri, bertanya-tanya dalam hati bagaimana pendapat Kyuhyun nanti.

Tiba-tiba pintu ruang gantiku dibuka dengan kasar, sehingga terbanting dengan suara keras. Aku berbalik dan mendapati Eunhyuk berdiri di hadapanku, menatapku dengan sangar.

“Berani-beraninya kau menikah dengan hyungku!” teriaknya murka sambil menyentakkan tanganku, membuatku meringis kesakitan.

“Hyung?” tanyaku tak mengerti.

“Ya, dia itu hyungku! Kyuhyun itu hyungku! Sial!”

Informasi itu terserap di benakku. Refleks aku mengatupkan tanganku ke mulut sebagai reaksi terkejut.

“Oh, bagus! Jadi dia belum memberitahumu?” tukasnya sambil mengguncang-guncang tubuhku.

Lalu pemahaman baru terlintas di benakku. Aku menyakitinya…. Lagi. Seolah-olah belum cukup aku merajamnya, kemudian aku malah mendorongnya masuk ke dalam jurang penuh binatang buas.

“Mianhae. Mollayo,” ujarku lirih.

Dia menatapku dengan raut wajah putus asa kemudian mengguncang-guncang tubuhku lagi. Aku berusaha untuk tidak meringis kesakitan, karena aku memang pantas mendapatkannya. Aku bahkan tidak akan marah kalau dia menamparku atau mencaciku dengan segala macam makian yang dia tahu.

“Hentikan, Hye-Na~ya, kau harus membatalkan pernikahan ini. Masih ada waktu,” pintanya frustasi.

“Aku tidak bisa.”

“APANYA YANG TIDAK BISA?!” teriaknya dengan suara menggelegar, mencengkeram bahuku lebih keras. Aku tidak akan heran kalau tanganku sudah memar-memar sekarang.

“Enyahkan tanganmu dari tubuh gadisku!”

Aku memiringkan wajahku sedikit, memandang melewati bahu Eunhyuk. Dia berdiri di sana. Satu kakinya ditumpangkan ke kaki lain dan tangannya bersedekap di depan dada. Berkebalikan dengan posisi berdirinya yang tampak santai, ekspresinya tampak begitu kaku. Rahangnya mengeras dan matanya berkilat-kilat marah. Dia berbicara dengan suara yang begitu tenang dan lembut, tapi itu malah membuat kata-katanya terdengar lebih mengancam.

“Sekarang,” tegasnya.

Eunhyuk melepaskan cengkeramannya lalu berbalik menghadap Kyuhyun.

“Dunia ini kecil sekali bukan? Berkisar di tempat yang sama,” gumam Eunhyuk. Aku bisa mendengar kepedihan dalam suaranya dan rasa bersalah itu menghantamku lagi dengan telak.

“Apa aku perlu berlutut di hadapanmu untuk membuktikan ucapanku dulu?”

Kyuhyun seperti tersentak mendengar ucapan Eunhyuk. Dia menatap adiknya itu dengan kalut. Eunhyuk melangkah mendekati Kyuhyun lalu berhenti di sampingnya.

“Kurasa tidak. Jaga saja dia baik-baik untukku. Maaf, tapi aku minta tolong carikan alasan yang cukup masuk akal untuk eomma, aku rasa aku tidak sanggup melihatnya. Dan… Hye-Na~ya… semoga bahagia….”

Kata-katanya tersusun kacau, menggambarkan kegalauan hatinya. Sekilas dia menepuk bahu Kyuhyun pelan lalu beranjak keluar dari ruangan.

Kyuhyun menatapku. Lama sekali. Aku tidak bisa membaca ekspresinya. Baru beberapa menit kemudian dia mendekat dan memegangiku, membuatku tersadar bahwa tubuhku terasa sedikit limbung.

Dia menatapku tepat di manik mata, kemudian berbicara dengan suara lambat.

“Aku bisa… membatalkan pernikahan ini… kalau… kalau kau… mau. Aku tidak tahu kalian berdua…. Dia sangat mencintaimu, Hye-na~ya. Aku akan merasa sangat bersalah jika menyakiti hatinya.”

“Tidak,” desisku. Aku merasa mataku mulai basah, tetesan air mulai berusaha mendesak keluar. “Bagaimana… bagaimana denganmu… kau bisa….”

“Perseran dengan semua orang!” potongnya sambil mengacak-acak rambutnya frustasi. “Aku sudah menghancurkan hubungan kalian…. Aku….”

“Tidak… tidak!” sergahku.

Dia mendongak, mengerjapkan mata sesaat untuk memfokuskan pandangan.

“Pernikahannya bisa ditunda satu jam lagi. Jernihkan dulu pikiranmu, aku tidak mau kau menyesal,” putusnya.

“Tidak. Aku tidak apa-apa, oke? Kita sudah tinggal selangkah lagi, aku tidak mau merusaknya,” isakku dan sesaat kemudian tangisku meledak. Aku sudah menyakiti hati Eunhyuk dan hal itu membuatku depresi.

“Sudahlah, Hye-Na~ya. Tidak apa-apa.”

Cepat-cepat aku menghapus air mataku, melirik cermin untuk memastikan bahwa make-upku tidak luntur. Aku menarik nafas panjang, berusaha menenangkan diri.

“Aku sudah baikan. Kita keluar sekarang.”

Dia tampak enggan memenuhi permintaanku, tapi aku bersikeras menarik tangannya keluar ruangan. Aku bisa. Aku harus bisa. Aku tidak mau mengecewakan appaku.

***


Дата добавления: 2015-11-14; просмотров: 55 | Нарушение авторских прав


<== предыдущая страница | следующая страница ==>
KYUHYUN’S POV| KYUHYUN’S POV

mybiblioteka.su - 2015-2024 год. (0.006 сек.)