Читайте также: |
|
Aku menatapnya syok. Bagaimana mungkin dia ada disini?
Aku menarik tubuhnya ke bawah shower lalu menghidupkannya sehingga air mengucur deras membasahi kami berdua. Aku tidak bisa berpikir jernih lagi untuk menyelesaikan situasi ini saat mendengar suara adikku berteriak-teriak memanggilku dari luar. Sepertinya gadis ini ketakutan sehingga memutuskan untuk masuk kesini.
Aku melihatnya membuka mulut untuk memprotes tindakanku, tapi hal yang terjadi sedetik kemudian benar-benar di luar kendaliku. Bukan mauku jika dia kelihatan begitu menggoda!
Aku merasakan dia terkesiap kaget saat aku menciumnya. Dia berniat mengangkat tangannya untuk memukulku tapi dengan cepat aku mengunci tangan itu di belakang tubuhnya.
Apa-apaan aku ini? Aku bukan tipe namja yang mencium seorang gadis sembarangan. Ini bahkan adalah ciuman pertamaku. Tapi aku merasa seolah-olah ini sudah sepantasnya terjadi, seolah-olah aku sudah menunggunya terlalu lama. Aku bahkan tidak lagi mendengar suara adikkku yang berteriak-teriak.
***
HYE-NA’S POV
Sepertinya aku terkena serangan jantung. Aku bisa merasakan tangannya yang mencengkeramku erat, nyaris kasar, berbanding terbalik dengan bibirnya yang mencium bibirku dengan begitu lembut, seperti memuja.
Tadi aku memang berniat memukulnya, tapi sesaat kemudian hal lain memenuhi otakku. Hasrat yang tiba-tiba saja menyeruak keluar.
Aku benar-benar merasa jijik terhadap diriku sendiri saat tangaku terjulur untuk memeluknya, membalas ciumannya dengan sepenuh hati. Seperti tak punya rasa malu, aku menelusupkan tanganku ke rambutnya, menariknya semakin mendekat.
“Kyuhyun hyung, kau mandi, ya? Ya sudahlah, aku beli makanan dulu!”
Aku mendengar suara tadi lagi, tapi sama sekali tidak mengacuhkannya. Aku juga tidak menyadari tubuhku yang menggigil kedinginan karena air yang sudah membuatku basah kuyup. Sebenarnya aku sudah tidak memedulikan apa-apa lagi sekarang.
Aku sudah nyaris gila saat sebuah keinginan melintas di benakku. Aku ingin memeluknya seperti ini selamanya. Apakah aku sudah lolos tes masuk rumah sakit jiwa?
Kami memisahkan diri dengan nafas terengah-engah. Dengan cepat aku menyadari apa yang terjadi lalu memeluk tubuhku yang rasanya sudah tidak karuan.
“Sudah terlambat, agasshi!” ejeknya, dengan seenak hati menatap tubuhku dengan begitu intens. Pakaianku sudah basah semua dan itu membuat seluruh lekuk tubuhku tercetak jelas.
“BRENGSEK KAU!!!” teriakku.
“Oh, memangnya siapa yang tadi membalas ciumanku dengan begitu semangat?”
Aku mendorong tubunhya, menolak mentah-mentah keinginan kuat untuk memeluk tubuh itu lagi. Astaga, ada apa dengan otakku?
Aku melangkah keluar kamar dengan air yang menetes-netes dari sekujur tubuhku. Aku membuang jauh-jauh maksud awalku datang kesini, memutuskan untuk tidak berurusan dengannya lagi. Tapi mendadak langkahku terhenti saat dia mencengkeram tanganku dari belakang.
“Mau apa kau kesini?”
“Aku ingin kau bertanggung jawab dengan skripsiku, tapi lupakan saja, aku tidak mau lagi berurusan denganmu!” sergahku kasar.
“Oh, ya? Tapi sepertinya sebentar lagi keinginanmu itu tidak akan terwujud, agasshi. Kau akan bertemu lagi denganku. Secepatnya.”
***
Aku menghempaskan tubuhku ke atas kasur. Pastinya setelah aku mengganti bajuku yang basah kuyup tadi. Aku berguling gelisah, semuanya terasa serba salah.
Sesaat aku menyentuh bibirku, membayangkan kejadian satu jam yang lalu. Menyesali tindakan bodohku yang bisa-bisanya kehilangan kendali seperti itu. Pacarku sendiri bahkan tidak pernah aku izinkan untuk menciumku, tapi aku malah dengan begitu bernafsunya membalas ciuman namja brengsek yang sama sekali tidak aku kenal itu!
Saat memikirkan hal itu, entah kenapa secara refleks aku menyentuh cincin perak yang melingkar manis di jariku. Cincin aneh yang entah sejak kapan bisa ada di jariku. Seingatku saat aku terbangun di pagi hari setelah pesta ulang tahunku yang ke-17 waktu itu, cincin ini sudah ada. Aku sudah bertanya kepada semua orang, tapi tidak ada yang tahu bagaimana aku bisa memiliki cincin itu.
“Lebih dari kemarin, kurang dari esok.”
Itu terjemahan tulisan yang diukir di sekeliling cincin tersebut. Benar-benar membingungkan, karena aku sama sekali tidak mengerti maksudnya. Jujur saja, sejak pagi itu aku merasakan hidupku berlanjut dengan berbagai keanehan. Seolah-olah aku ini amnesia atau semacamnya….
***
Дата добавления: 2015-11-14; просмотров: 49 | Нарушение авторских прав
<== предыдущая страница | | | следующая страница ==> |
KYUHYUN’S POV | | | KYUHYUN’S POV |