Читайте также: |
|
Yang benar saja! Aku tidak akan membatalkan pernikahan hanya karena yeoja ini menolak untuk kunikahi.
“Asal kau tahu saja, aku juga sama tidak tertariknya denganmu. Tapi ini juga menyangkut keberlangsungan hidupmu sendiri, Hye-Na~ya.”
“Apa maksudmu?”
“Yah, aku dijodohkan denganmu untuk mendapat keturunan yang akan menjadi pewaris perusahaan ayahku.”
Dia menatapku syok.
“KETURUNAN?!” teriaknya dengan wajah murka. “AKU SAMA SEKALI TIDAK SUDI DISENTUH OLEHMU!”
“Aku juga tidak sudi menyentuhmu,” ujarku dingin.
Dia melemparkan tatapan jijik ke arahku sambil berusaha menenangkan diri.
“Oke, teruskan,” pintanya.
“Melihat reaksimu tadi, sudah dipastikan kita tidak akan memperoleh keturunan. Yah, menurutku penderitaan dengan menikahimu saja itu sudah lebih dari cukup, jadi aku sama sekali tidak akan menuntut apa-apa, asal kau tidak memperburuk imejku saja di depan wartawan.”
“Memangnya kau tidak bisa mengurus perusahaanmu sendiri?”
“Aku tidak tertarik jadi pengusaha. Aku hanya punya dua pilihan, menikah denganmu atau berhenti menjadi penyanyi. Dan tentu saja aku memilih yang pertama.”
“Dengan merelakan seumur hidupmu menikah dengan orang yang sama sekali tidak kau cintai?”
“Jika aku sednag sial mungkin aku bisa menyukaimu,” ujarku enteng.
Dia menatapku marah tapi memilih melempar pertanyaan lain.
“Lalu apa hubungannya denganku?”
“Ayahku memiliki 30% saham di perusahaanmu.”
Aku tidak melanjutkan penjelasanku tapi dia dengan cepat mengerti kemana arah pembicaraan ini.
“Sial!” umpatnya pelan.
“Jadi?”
“Oke, oke, baik! Dengan syarat sedikitpun kau tidak boleh menyentuhku lagi!”
***
HYE-NA’S POV
“Memangnya aku tidak mahir mencium, ya?” tanyanya sambil memegang pipiku, memaksaku menatap matanya.
Terlalu mahir, jawabku dalam hati.
Aku memalingkan wajahku lalu dengan salah tingkah menjauh darinya.
Dia tertawa kecil dengan tampang yang jelas-jelas menggodaku. Aku tidak tahu harus berbuat apa saat tiba-tiba bel rumahku berdering menyelamatkanku.
Aku menghela nafas lega sambil bergegas membuka pintu. Kyuhyun mengikuti, tertawa-tawa di belakangku.
“Calon mertua datang,” bisiknya di telingaku.
Aku mendelik menatapnya, memutar kunci lalu membuka pintu. Sepasang suami istri separuh baya berdiri berdampingan, tersenyum ramah kepadaku. Melihat mereka aku mau tidak mau juga balas tersenyum. Mereka kelihatannya baik sekali, tidak seperti anak mereka yang menyebalkan ini.
“Annyeonghaseyo, ajjushi, ajjumma, silahkan masuk!” ujarku sambil menyingkir untuk memberi jalan.
Ibu Kyuhyun merangkulku, menggiringku masuk bersama mereka. Sekilas aku terkesima dengan wajah keibuannya. Sepertinya perjodohan ini tidak akan seburuk yang aku kira.
Kami duduk di meja makan. Aku merutuk di dalam hati, kenapa aku harus mendapat tempat di samping Kyuhyun? Dan yang paling sial adalah aku jadi tidak bisa makan karena terlalu sibuk meredakan detak jantungku yang menggila.
Aku meliriknya dari sudut mataku dan langsung terkesiap saat mendapatinya juga melakukan hal yang sama. Dia tampak kaku dan gelisah. Matanya menatapku heran dan sedetik aku merasa yakin dia sama gilanya denganku.
***
Дата добавления: 2015-11-14; просмотров: 55 | Нарушение авторских прав
<== предыдущая страница | | | следующая страница ==> |
KYUHYUN’S POV | | | KYUHYUN’S POV |