Читайте также: |
|
Aku menutup pintu kamar pelan lalu duduk menggelesor di lantai. Baru juga beberapa hari aku sudah kehilangan kendali seperti ini. Tapi tentu saja aaku dalam keadaan tidak terkontrol jika dia begitu dekat seperti tadi.
Tidak bisa terbayangkan apa yang akan terjadi akalu eomma tidak datang. Bisa-bisa aku malah menidurinya!
***
“Loh, kenapa kau turun sendirian? Hye-Na mana?” tanya eomma saat aku memutuskan untuk ikut makan malam dengan mereka. Aku tidak lapar sebenarnya, tapi akan jauh lebih baik jika aku tidak dekat-dekat Hye-Na sekarang.
“Dia… masih di atas,” ujarku dengan wajah memerah.
“Ah, eomma tadi mengganggu, ya? Maaf, maaf. Lain kali kalau kalian sedang begitu eomma tidak akan mengganggu lagi.”
Yah, aku harap ada lain kali.
***
HYE-NA’S POV
Aku berbaring gelisah di atas tempat tidur, sibuk memikirkan apa yang akan kulakukan jika Kyuhyun kembali ke kamar. Pura-pura sudah tidur? Memejamkan mata saja aku tidak bisa. Lagipula itu kekanak-kanakan sekali!
Belum sempat aku memutuskan, pintu kamar sudah terbuka dan Kyuhyun melangkah masuk. Keringat dingin mulai membasahi tubuhku. Benar-benar memalukan!
Aku mendengarnya berbaring di sampingku, tahu bahwa dia juga tidak bisa tidur sama sepertiku. Aku mulai mencoba menghitung domba untuk membuatku bosan dan tertidur, tapi semua itu sia-sia belaka.
“Yang tadi itu… kalau kau tidak suka, lupakan saja…. Maaf kalau aku lepas kontrol,” ujarnya tiba-tiba dengan suara pelan.
“Ne, aku bisa mengerti. Mungkin tadi itu… hanya pengaruh… hormon,” sahutku, masih berbaring memunggunginya.
Tidak sampai sedetik dia sudah membalikkan tubuhku dan menatapku tajam.
“Oh, jadi kau pikir yang tadi aku lakukan itu hanya terdorong nafsu? Begitu? Sepertinya kau harus bisa membedakan, Cho Hye-Na, mana yang nafsu, mana yang tidak!” bentaknya dengan mata yang berkilat-kilat menahan marah.
Belum sempat aku berpikir jernih, dia sudah menciumku lagi dengan kekasaran yang tidak termaafkan. Dia menyentakkan tubuhku, menarik pinggangku mendekat. Belum siap dengan itu semua, aku hampir terkena serangan jantung saat lidahnya menelusup masuk ke dalam mulutku dan tangannya menjelajah tidak sopan di balik bajuku.
Tapi secepat hal itu terjadi, secepat itu pula dia menyelesaikannya. Aku masih setengah sadar saat dia mendorong tubuhku menjauh, bangkit berdiri, dan memandangku marah.
“Itu nafsu, kalau kau belum tahu!” ujarnya geram.
“Aku sudah bisa membedakannya sekarang!” semburku tak kalah marah.
Kami bertatapan murka selama beberapa saat lalu tanpa berkata apa-apa lagi dia berbalik keluar, membanting pintu dengan kasar. Aku harus menahan diri sekuat tenaga untuk tidak melempar sesuatu, berbalik menyumpahi diri sendiri yang bisa-bisanya menikmati ciuman barusan!
***
Aku terbangun pagi harinya, menyadari bahwa Kyuhyun tidak tidur disini malam tadi. Kegalauan mulai menyelimutiku, pertanda bahwa hari ini akan berjalan buruk.
Benar saja, saat aku berangkat ke kampus, eomma memberitahuku bahwa Kyuhyun sudah pergi ke Jepang untuk menjalani tur keliling Asia-nya. Aku bertanya kenapa Kyuhyun tidak berpamitan terlebih dulu kepadaku, dan eomma memberitahu alasan manis yang diberikan Kyuhyun padanya. Dia tidak mau mengganggu tidurku. Hah, ini pasti gara-gara pertengkaran besar kami semalam.
Kemudian aku mulai panik sendiri memikirkan bagaimana aku harus hidup hari ini dan untuk satu minggu ke depan. Seperti katanya dulu, hidup tanpanya sama sekali bukan hidup….
***
Дата добавления: 2015-11-14; просмотров: 43 | Нарушение авторских прав
<== предыдущая страница | | | следующая страница ==> |
KYUHYUN’S POV | | | EUNHYUK’S POV |