Студопедия
Случайная страница | ТОМ-1 | ТОМ-2 | ТОМ-3
АрхитектураБиологияГеографияДругоеИностранные языки
ИнформатикаИсторияКультураЛитератураМатематика
МедицинаМеханикаОбразованиеОхрана трудаПедагогика
ПолитикаПравоПрограммированиеПсихологияРелигия
СоциологияСпортСтроительствоФизикаФилософия
ФинансыХимияЭкологияЭкономикаЭлектроника

KYUHYUN’S POV

KYUHYUN’S POV | KYUHYUN’S POV | KYUHYUN’S POV | KYUHYUN’S POV | KYUHYUN’S POV | KYUHYUN’S POV | KYUHYUN’S POV | KYUHYUN’S POV | KYUHYUN’S POV | KYUHYUN’S POV |


Читайте также:
  1. KYUHYUN’S POV
  2. KYUHYUN’S POV
  3. KYUHYUN’S POV
  4. KYUHYUN’S POV
  5. KYUHYUN’S POV
  6. KYUHYUN’S POV
  7. KYUHYUN’S POV

Sejak satu jam yang lalu, untuk yang keseribu kalinya aku memutar ulang ciuman tadi di benakku. Lagi dan lagi. Terheran-heran kenapa otakku bisa jadi sekotor ini.

Ayahku sudah pulang dari rumah sakit tadi. Merasa bingung dengan kedatanganku ke rumah dan menyambutnya dengan sikap yang ramah, tidak seperti biasa. Oh, tentu saja, kan gara-gara dia aku bisa menikah dengan gadis itu.

Aku meraih HP dari atas meja di samping tempat tidurku, menghubungi nomor rumahku. Beberapa detik kemudian terdengar nada sambung yang langsung berubah menjadi suara lembut ibuku setelah itu.

“Eomma, bisa tidak besok kita ke rumah Hye-Na?” tanyaku dengan semangat begitu menggebu-gebu.

“Bisa saja. Kau ini aneh sekali Kyuhyun~a, kenapa kau tiba-tiba jadi semangat seperti itu?”

“Hanya ingin cepat-cepat punya istri saja, memangnya tidak boleh?”

Terdengar tawa dari seberang sana, membuat wajahku memerah.

“Baiklah, eomma akan menghubungi appa-nya.”

 

***

 

HYE-NA’S POV

“Hye-Na~ya, appa mau bicara sebentar.”

Langkahku terhenti saat mendengar nada serius dalam suaranya. Aku berbalik lalu duduk di hadapannya.

“Ada apa, appa?” tanyaku penasaran.

Ayahku berdeham pelan kemudian menatapku.

“Kau sudah besar, Hye-Na~ya.”

“Lalu?”

“Sudah saatnya menikah.”

Aku melongo menatap ayahku. Menikah?

“Tapi Eunhyuk belum melamarku, appa. Mungkin sebentar lagi.”

“Tidak, tidak. Bukan dengan Eunhyuk,” ujarnya sambil geleng-geleng kepala.

“Maksud, appa?” sergahku, langsung saja dikelilingi aura tak enak.

“Eommamu dan appa punya sahabat saat SMA dulu. Kami sepakat akan menjodohkan anak kami kalau berlawanan jenis. Lalu anak mereka lahir. Laki-laki. 2 tahun sebelum kau lahir. Dan sekarang kami rasa kalian berdua sudah cukup umur untuk menikah. Kami….”

“Shireo!” seruku marah. “Aku tidak sudi hidup dengan laki-laki yang bahkan belum pernah aku lihat tampangnya sekalipun. Kalau ayah memaksaku menikah, baik, aku akan menikah. Tapi hanya dengan Eunhyuk!” ujarku sengit sambil bangkit dari kursiku.

“Kau mau kemana, Hye-Na~ya?”

“Pergi kencan!” kataku kesal.

“Appa melarangmu pergi kemanapun mala mini! Keluarga mereka akan sampai 10 menit lagi, Hye-Na~ya!”

“Oh, bagus sekali! Appa seenaknya memberitahuku bahwa aku akan dijadikan menantu oleh seseorang hanya 10 menit sebelum mereka datang melamar? Bagus sekali! Appa benar-benar menyebalkan!” teriakku habis kesabaran.

Aku bergegas keluar tanpa menghiraukan panggilannya sedikitpun. Sialnya, pagar rumahku dikunci dan aku yakin 100% bahwa ayahku itu yang menyembunyikan kuncinya. Nekat, aku memutuskan untuk memanjatkan pagar rumahku yang tinggi itu. Aku baru saja melompat keluar, berpikir bahwa aku sudah sukses besar untuk keluar dari rumah, tapi tiba-tiba saja seseorang menangkap tubuhku dari bawah.

Aku berbalik untuk melihat siapa namja brengsek yang kurang ajar itu dan….

“APA YANG KAU LAKUKAN DISINI?!” teriakku dengan suara yang begitu memekakkan telinga. Syok berat.

Dia hanya diam dan dengan seenak perutnya membopongku seperti sedang membawa patung manekin. Dia menggendongku hanya dengan satu tangan, seolah-olah beratku Cuma 10 kg, bukan 57.

Dia menekan bel rumah di samping pagar dan appaku muncul beberapa saat kemudian, terburu-buru membukakan pagar. Aku meronta-ronta dalam gendongannya, menendang kesana kemari, tapi dia tetap saja tidak bereaksi apa-apa. Benar-benar sial!

Ayahku melongo menatap kami berdua dan terkesiap saat mendapati aku membalas tatapannya dengan sadis.

Namja paling brengsek sedunia itu, yang mulai detik ini aku yakini sebagai orang yang akan ditunangkan dengaku, menggotongku masuk ke dalam rumah, tidak memedulikan sumpah serapah yang keluar dari mulutku. Aku bahkan sudah menyebutkan seluruh isi kebun binatang padanya, tapi dia sepertinya benar-benar bebal dengan kelakuanku.

“Han Hye-Na, jaga cara bicaramu!” bentak appaku.

“Peduli setan!” umpatku. “Dan kau, cepat lepaskan aku!” salakku pada namja itu. Tapi dia malah menolak menatapku dan berbicara pada appaku.

“Ajjushi, orang tua saya akan menyusul 5 menit lagi, terjebak macet di jalan. Sebelum itu, boleh tidak aku bicara sebentar dengan Hye-Na?”

Appaku mengangguk lalu meninggalkan kami berdua. Baru saja aku keluar dari ruang tamu, dia langsung melempar tubuhku dengan kasar ke atas sofa.

“Sialan kau!” teriakku sengit sambil mengusap-usap bagian tubuhku yang terasa nyeri.

“Kau pernah diajarkan sopan santun tidak, sih?” tanyanya seraya mengambil tempat di sampingku. Secara refleks aku memundurkan tubuhku sejauh mungkin darinya.

“Aku belajar, tapi tidak untuk namja brengsek seperti kau!”

Dia menatapku tajam, membuatku lagi-lagi kehilangan kendali atas tubuhku. Kemudian aku merasakan hal itu lagi. Rasa rindu yang begitu purba. Aku sama sekali tak bisa menjelaskannya…. Lagipula yang benar saja! Masa aku merindukannya!

“Aku penasaran padamu,” ujarnya tiba-tiba. “Aku yakin kita tidak pernah bertemu sebelumnya, tapi rasanya… di kehidupan lalu aku seperti memiliki hubungan yang begitu intens denganmu. Yah, yang benar saja! Kau bukan tipeku, agasshi!” lanjutnya meremehkan.

Aku berusaha menatapnya sesadis mungkin walaupun hatiku sedikit berbunga-bunga mendengar ucapannya tadi. Ternyata dia juga memiliki perasaan yang sama sanehnya denganku.

“Dengar Cho Kyuhyun,” ujarku penuh tekanan. Aku memejamkan mataku sesaat, mencoba menjernihkan pikiran. Aku merasakan kepuasan yang aneh melandaku saat aku menyebut namanya. Ini benar-benar gila! “Siapapun kau, dulu ataupun sekarang, aku sama sekali tak berminat sedikitpun untuk menghabiskan hari-hariku dengan suami sepertimu! Jadi lebih baik kau batalkan saja perjodohan ini sekarang juga!”

 

***

 


Дата добавления: 2015-11-14; просмотров: 52 | Нарушение авторских прав


<== предыдущая страница | следующая страница ==>
KYUHYUN’S POV| KYUHYUN’S POV

mybiblioteka.su - 2015-2024 год. (0.006 сек.)