Студопедия
Случайная страница | ТОМ-1 | ТОМ-2 | ТОМ-3
АрхитектураБиологияГеографияДругоеИностранные языки
ИнформатикаИсторияКультураЛитератураМатематика
МедицинаМеханикаОбразованиеОхрана трудаПедагогика
ПолитикаПравоПрограммированиеПсихологияРелигия
СоциологияСпортСтроительствоФизикаФилософия
ФинансыХимияЭкологияЭкономикаЭлектроника

KYUHYUN’S POV

KYUHYUN’S POV | KYUHYUN’S POV | KYUHYUN’S POV | KYUHYUN’S POV | KYUHYUN’S POV | KYUHYUN’S POV | KYUHYUN’S POV | KYUHYUN’S POV | KYUHYUN’S POV | KYUHYUN’S POV |


Читайте также:
  1. KYUHYUN’S POV
  2. KYUHYUN’S POV
  3. KYUHYUN’S POV
  4. KYUHYUN’S POV
  5. KYUHYUN’S POV
  6. KYUHYUN’S POV
  7. KYUHYUN’S POV

Aku membuka pintu kamar rawat ayahku dengan ragu-ragu, karena tiba-tiba saja perasaan tidak enak menyergapku. Sepertinya ayahku itu akan mengambil kesempatan karena penyakitnya itu menjebakku. Dan kalau sudah begitu aku mana bisa menolak coba?

Berusaha acuh, aku melangkah masuk dan mendapati kedua orang tuaku sednag bicara serius. Pembicaraan mereka mendadak terhenti saat menyadari kedatanganku.

“Ayo kesini, Kyuhyun~a!” pinta ibuku, member tanda agar aku menghampiri mereka.

“Bagaimana appa?” tanyaku sambil berdiri di samping tempat tidurnya.

“Eomma-mu ini,” ujarnya kesal lalu melanjutkan, “Penyakitku cuma kambuh sesaat tapi dia bersikeras membawaku ke rumah sakit. Menyebalkan!” sungutnya.

Aku tersenyum mendengar keluhannya. Sepertinya pikiran burukku tadi salah.

“Kyuhyun~a, eomma ingin membicarakan sesuatu denganmu.”

Aku mengangguk. Curiga dengan nada bicaranya.

“Appa-mu ini sudah tua, tidak baik baginya jika kerja lembur setiap malam, bolak-balik ke luar negeri. Eomma tidak pernah meminta sesuatu darimu selama ini, tapi kali ini harus, Kyuhyun~a.”

Aku mendelik menatapnya. Eomma-ku? Eomma menyuruhku melakukan sesuatu yang tidak kusukai?

“Eomma tidak menyuruhmu mengelola perusahaan. Eomma hanya ingin memberimu satu pilihan lagi. Umurmu sudah 22 tahun, sudah cukup untuk mengarungi bahtera rumah tangga, tidak ada salahnya kan jika kau menikah dan punya anak? Anakmu nanti bisa meneruskan perusahaan. Kami berdua sudah tua, Kyuhyun~a, tidak ada yang tahu kapan kami akan meninggalkanmu. Kami….”

“Tunggu… tunggu!!!” potongku marah. “Aku menikah? Dengan siapa? Ibu kan tahu aku….”

“Ibu sudah menyiapkan calon untukmu. Anak sahabat kami. Sejak kalian lahir, kami memang sudah berencana menjodohkan kalian berdua. Kau pasti akan menyukainya.”

Aku terbelalak menatap ibuku. Bagaimana mungkin dia jadi sinting begini? Menikah? Demi Tuhan, aku baru 23 tahun! Yang benar saja!

“”Ini fotonya,” ujar ibuku sambil menyodorkan selembar foto.

Aku mengambilnya dengan enggan lalu menatap wajah calon istriku itu. Dan tiba-tiba saja rasa rindu yang aneh itu kembali menyergapku….

Aku menatap ibuku sambil tersenyum, kemarahanku tadi menguap entah kemana.

“Aku setuju. Dengan syarat satu bulan lagi kami menikah.”

 

***

 

“APA?! KAU AKAN MENIKAH?!” teriak Ji-Yoo, manajerku, dengan syok.

Aku membekap mulutnya dengan tanganku. Dasar yeoja!

“Heh, kau ini sedang di puncak karir, Cho Kyuhyun! Kalau kau menikah karirmu bisa hancur!”

“Bukan urusanku!” ucapku cuek sambil mengambil kentang goreng dari piring lalu menggigitnya.

Kami berdua sedang berada di sebuah kafe, membicarakan keputusan gilaku untuk menikah. Aku tertawa kecil dalam hati, membayangkan reaksi calon istriku nanti tentang perjodohan ini.

“Lagipula sejak kapan kau tertarik dengan hal ini? Setahuku kau malah sama sekali tidak tertarik dengan gadis manapun. Dan gadis ini, kau hanya melihat tampangnya dari foto, kau kan tidak tahu dia bagaimana, jadi mana mungkin kau memutuskan untuk menikah dengannya!” ujarnya dengan kecerewetan tiada tara.

Aku menatapnya heran. Umurnya sudah 21, tapi sifatnya seperti ibu-ibu paruh baya.

“Yang akan menikah kan aku, kenapa jadi kau yang rebut?”

“Kau ini! Coba pikirkan bagaimana perasaan fans-fansmu itu kalau mereka tahu kau akan menikah! Mereka bisa meninggalkanmu begitu saja tahu!”

“Oh, benar-benar bagus! Aku bisa bebas merdeka sekarang!” ujarku puas.

Ji-Yoo geleng-geleng kepala menatapku.

“Sinting!” desisnya geram.

Aku tersenyum lalu bangkit berdiri.

“Aku capek! Pulang dulu, ya!” pamitku sambil mengacak-acak rambutnya.

“Oh, terkutuklah kau Kyuhyun!” serunya marah.

 

***

 

HYE-NA’S POV

Aku menatap kekasihku itu dengan perasaan bersalah. Bagaimana mungkin selama satu jam terakhir ini aku membanding-bandingkannya dengan namja brengsek yang kutemui siang tadi itu?!

Dulu aku pikir aku adalah yeoja paling beruntung sedunia karena memiliki pacar setampan ini, tapi sekarang aku malah menyadari bahwa ketampanannya itu tidak sampai sepersepuluh dari ketampanan penyanyi brengsek itu. Dulu aku pikir aku sangat menyukainya, tapi bahkan perasaan itu tidak ada apa-apanya dengan rasa rindu yang membuncah di dadaku seperti siang tadi.

Ada apa ini sebenarnya? Apa yang salah dengan otakku?

“Hye-Na~ya, waeyo? Kau gelisah sekali dari tadi,” ujar Eunhyuk cemas.

“Tidak. Tidak ada apa-apa,” sahutku gugup.

Aku memalingkan wajahku ke sudut kafe, terkesiap saat mendapati Kyuhyun yang sedang mengacak-acak rambut seorang yeoja cantik sambil berlalu pergi. Aku terkejut dengan perasaan cemburu yang tiba-tiba menyerangku. Aku benar-benar sudah gila!

“Hyukkie~a, maaf, aku harus pulang sekarang. Aku tiba-tiba ingat ada sesuatu yang harus kukerjakan. Annyeong!”

Aku tergesa-gesa mengikuti Kyuhyun yang sudah menghilang dari balik pintu. Tidak memedulikan panggilan Eunhyuk sama sekali. Tadi aku bawa mobil karena Eunhyuk tak sempat menjemputku. Aku memasukkan kunci ke kontak lalu menancap gas dalam-dalam.

Oh, peduli setan dengan perasaan itu, dia harus bertanggung jawab terhadap skripsiku! Batinku dalam hati.

15 menit kemudian dia membelokkan mobil Ferrari-nya ke pelataran parkir sebuah apartemen mewah. Aku menjaga jarak agar dia tidak curiga, lalu dengan sigap melompat turun dari mobil setelah dia menghilang dari balik pintu masuk.

I get you, devil! geramku.

 

***

 

Aku berdiri di depan pintu apartemennnya setelah memata-matainya dengan susah payah agar tidak ketahuan. Kaget saat mendapati bahwa pintunya sama sekali tidak terkunci. Dasar namja tolol!

Mengenyampingkan harga diri, aku melangkah masuk, mengagumi interior apartemennya yang benar-benar mewah. Aku melongok ke kamarnya yang kosong. Dengan nekat menjelajahi kamarnya yang tertata rapi.

“Kyuhyun hyung!!!”

Aku mendengar seseorang memanggil nama namja itu. Ketakutan, aku berlari masuk ke kamar mandi, menutup, dan menguncinya dari dalam. Aku baru berbalik saat menyadari bahwa aku sednag tidak sendirian di kamar mandi itu.

Kami berdua saling bertatapan dengan syok. Tapi bukan salahku jika mataku jelalatan menatap tubuhnya yang hanya dibalut handuk dari pinggang sampai lutut. Tubuhnya memang kurus, tapi berbentuk.

Dia tidak berkata apa-apa, tapi dia melangkah mendekatiku dengan ekspresi yang tak terbaca. Dan sesaat kemudian dia sudah menarik tubuhku ke bawah shower yang langsung mengucurkan air dengan deras, membasahi tubuhku.

“Kyuhyun hyung!!!” Suara tadi terdengar lagi.

Aku baru akan membuka mulut untuk melayangkan protes saat tiba-tiba saja dia sudah membekap mulutku dengan bibirnya sendiri.

Demi Tuhan, apa yang dia lakukan?!!

 

***

 


Дата добавления: 2015-11-14; просмотров: 41 | Нарушение авторских прав


<== предыдущая страница | следующая страница ==>
KYUHYUN’S POV| KYUHYUN’S POV

mybiblioteka.su - 2015-2024 год. (0.006 сек.)