Студопедия
Случайная страница | ТОМ-1 | ТОМ-2 | ТОМ-3
АрхитектураБиологияГеографияДругоеИностранные языки
ИнформатикаИсторияКультураЛитератураМатематика
МедицинаМеханикаОбразованиеОхрана трудаПедагогика
ПолитикаПравоПрограммированиеПсихологияРелигия
СоциологияСпортСтроительствоФизикаФилософия
ФинансыХимияЭкологияЭкономикаЭлектроника

KYUHYUN’S POV

KYUHYUN’S POV | KYUHYUN’S POV | KYUHYUN’S POV | KYUHYUN’S POV | KYUHYUN’S POV | KYUHYUN’S POV | KYUHYUN’S POV | KYUHYUN’S POV | KYUHYUN’S POV | KYUHYUN’S POV |


Читайте также:
  1. KYUHYUN’S POV
  2. KYUHYUN’S POV
  3. KYUHYUN’S POV
  4. KYUHYUN’S POV
  5. KYUHYUN’S POV
  6. KYUHYUN’S POV
  7. KYUHYUN’S POV

Dia pasti sangat terluka dengan keadaan ini. Seandainya saja dia tahu alasanku menjauhinya. Dia ringkih sekali sekarang. Tak punya kekuatan untuk melakukan apapun. Untuk pertama kalinya dia tidak memperhatikan guru saat menerangkan pelajaran. Kepalanya hanya tergolek lemah di atas meja. Memegang pena saja tidak bisa. Berkali-kali aku melihat penanya terjatuh ke bawah meja. Untung saja Chae-Rin menolongnya. Menatapnya dengan prihatin.

“Sudahlah, oppa! Kalau kau memperhatikannya terus-terusan hanya akan membuatmu semakin terluka,” sergah Eun-Ji.

Benarkah begitu? Dia bahkan hampir mati gara-gara perbuatanku.

 

***

 

Aku sedang berjalan menuju lapangan parkir saat Eunhyuk tiba-tiba saja mencegat langkahku.

“Langsung saja, aku ingin merebut Hye-Na darimu,” ujarnya tanpa basa-basi.

“Aku sangsi akan hal itu. Tak tahukah kau? Dia bahkan sudah tak punya hati lagi untuk kau tempati.”

 

***

 

HYE-NA’S POV

Sudah satu bulan dan aku masih terheran-heran kenapa aku belum gila juga. Ayahku bahkan sudah memanggilkan psikiater. Tapi apa gunanya? Yang aku butuhkan Kyuhyun, bukan dokter.

Tubuhku menyusut dengan cepat. Aku makan hanya untuk bertahan hidup. Bertahan hidup agar bisa melihatnya setiap hari di sekolah. Dan sekarang, akhir minggu menjadi hari terburuk dalam hidupku, karena pada hari itu aku tidak bisa melihatnya. Dan itu berarti tidak ada kehidupan.

Aku mulai bisa mengerti kenapa para pecandu tidak bisa berhenti mengonsumsi narkoba. Karena kalau barang itu tidak ada, mereka seperti kehilangan pegangan. Sama sepertiku. Aku mulai candu akan kehadirannya. Asalkan aku tahu bahwa dia ada, itu saja sudah cukup. Walaupun tak kupingkiri, bahwa sebagai makhluk yang egois, aku juga membutuhkan cintanya.

 

***

 

15 Mei. Aku pikir hari inilah saatnya aku kehilangan kewarasanku dan membuang harga diriku jauh-jauh. Hari ini Minggu dan dengan nekatnya aku menyetir mobilku ke rumahnya. Jangan bilang kau jatuh cinta kalau kau belum gila seperti aku. Tidak, kupikir tak aka nada wanita lain yang akan mendapatkan pria sesempurna itu. Huh, aku bahkan tidak peduli apakah dia masih mencintaiku atau tidak.

Aku mengehentikan mobilku di depan pintu masuk rumahnya. Tak peduli malu saat mengetuk pintu rumahnya. Dia membuka pintu saat aku mengetuk untuk yang kedua kali. Aku senang saat dia menatapku kaget, yang sedetik kemudian berubah menjadi tatapan prihatin. Benarkah caraku menginterpretasikan tatapannya itu?

“Hai, bolehkah aku masuk?” tanyaku gugup.

Dia mengangguk. Masih terkesima menghadapi kedatanganku. Tak ada Eun-Ji, patut disyukuri.

Aku duduk di atas sofa, berusaha mengumpulkan keberanianku, sebelum dia menanyakan alasan kenekatanku datang kemari.

“Hari ini tanggal 15. Aku ingin kau menciumku sekarang. Jadi monster atau manusia tak ada bedanya bagiku. Hatiku tetap saja sudah mati.

 

***

 


Дата добавления: 2015-11-14; просмотров: 59 | Нарушение авторских прав


<== предыдущая страница | следующая страница ==>
KYUHYUN’S POV| KYUHYUN’S POV

mybiblioteka.su - 2015-2024 год. (0.005 сек.)