Студопедия
Случайная страница | ТОМ-1 | ТОМ-2 | ТОМ-3
АрхитектураБиологияГеографияДругоеИностранные языки
ИнформатикаИсторияКультураЛитератураМатематика
МедицинаМеханикаОбразованиеОхрана трудаПедагогика
ПолитикаПравоПрограммированиеПсихологияРелигия
СоциологияСпортСтроительствоФизикаФилософия
ФинансыХимияЭкологияЭкономикаЭлектроника

KYUHYUN’S POV

Kyuhyun’s POV | KYUHYUN’S POV | KYUHYUN’S POV | KYUHYUN’S POV | KYUHYUN’S POV | KYUHYUN’S POV | KYUHYUN’S POV | KYUHYUN’S POV | KYUHYUN’S POV | KYUHYUN’S POV |


Читайте также:
  1. KYUHYUN’S POV
  2. KYUHYUN’S POV
  3. KYUHYUN’S POV
  4. KYUHYUN’S POV
  5. KYUHYUN’S POV
  6. KYUHYUN’S POV
  7. KYUHYUN’S POV

Aku benar-benar tidak mengerti apa yang sebenarnya sedang terjadi. Otakku tiba-tiba macet. Tidak bisa berpikir dengan jernih. Apa-apaan ini?

Ugh, baunya benar-benar memabukkan. Mungkin karena dia perempuan jadi baunya lebih keras. Tapi seharusnya aku tidak mendekatinya seperti tadi. Aku bahkan tidak pernah berbicara dengan para korbanku sebelumnya.

Tapi gadis itu… dia benar-benar…. Sial, aku bahkan tidak bisa menemukan kata-kata yang tepat!

DIA MENGHIPNOTISKU!!!! BRENGSEK!!!!

“Kyuhyun~a?”

Aku berbalik dan mendapati Ji-Yoo yang sedang menatapku heran. Dia sahabatku semenjak menjadi curare. Dia juga orang Korea.

“Ada apa?” tanyanya sambil berjalan menghampiriku dan menatap wajahku dengan cermat. “Oh!” ujarnya paham sambil tersenyum

“Apa?” tanyaku ketus.

Dia masih saja tersenyum lebar.

Your own miracle,” ujarnya senang. Nyaris seperti mau melompat-lompat. Apa sebegitu mudahnya menebak perasaanku?

“Darimana kau tahu?”

“Tanda-tanda seorang curare menemukan mukjizat pribadinya adalah, matanya tampak lebih hitam dan baunya terasa lebih harum dan tajam dari sebelumnya. Kau seperti itu. Tidak perlu kemampuan membaca pikiran untuk menebaknya. Tapi apa ada masalah? Tampaknya kau uring-uringan. Wae?”

“Dia the sweetest rose, kalau kau mau tahu.”

Ji-Yoo mengerang prihatin.

“Kau cari saja the sweetest rose lain. Setiap curare kan punya dua.”

“Untuk jantung hanya ada satu!” teriakku.

“Oh, maaf, aku lupa.”

Aku membanting tubuhku ke atas sofa, memindah-mindah channel TV tanpa minat. Ji-Yoo mengambil tempat di sampingku.

“Aku tahu ini memang sulit, tapi… kau hanya punya dua pilihan, Kyuhyun~a. Mati atau membunuhnya. Kau hanya punya waktu 4 bulan,” ujarnya memperingatkan.

“Ngomong-ngomong apa dia menarik?” Nada suara Ji-Yoo berubah menjadi penuh semangat. “Dia cantik tidak? Seperti apa dia?” tanyanya penasaran.

“Di mataku dia cantik.”

Sangat cantik, tambahku sambil tersenyum dalam hati.

“Hmmmfh… di matamu, sejelek apapun dia, tetap saja dia yang paling cantik,” goda Ji-Yoo..

“Dia harum. Aromanya membuatku sinting!”

“Itu karena dia perempuan. Pantas saja kau tidak tahu karena seluruh korbanmu itu laki-laki.”

“Tapi gara-gara dia aku kehilangan akal!” protesku.

“Bisa dimaklumi,” ujar Ji-Yoo kalem.

“Brengsek kau!” umpatku.

“Boleh aku menebak?” Tanya Ji-Yoo tak mengacuhkanku. “Menurutku besok kau akan mendaftarkan diri di sekolahnya.”

“Kau makin lama makin seperti cenayang saja!”

“Tidak. Kau itu sahabatku. Aku tahu isi kepalamu,” ujarnya enteng.

“Yah, kau benar.”

“Aku ikut!!!” serunya berapi-api.

“Aku bilang tidak pun kau akan tetap ikut.”

 

TBC

HYE-NA’S POV

Sudah lewat tengah malam dan aku masih belum bisa memejamkan mata. Aku sudah tidak waras sepertinya dan ini semua gara-gara dia! Sial, bagaimana mungkin Tuhan menciptakan manusia seperti itu?!

Aku masih ingat kata-katanya tadi. Semuanya terekam jelas di ingatanku. Aku bisa mengingat semua kata-kata yang keluar dari bibirnya dengan sangat jelas.

“Aku sudah menemukanmu dan kalau itu sudah terjadi, tidak ada lagi alasan untuk melepaskanmu.”

Dan kemudian dia pergi begitu saja. Huh, aku benar-benar berharap dia lenyap sekalian. Tidak, aku bohong. Aku masih ingin melihatnya lagi. Bahkan aku berharap dia benar-benar melaksanakan ucapannya itu dan muncul lagi di hadapanku. Aaaargh, tidak!!!!!!!!!!!!!!! Jangan-jangan aku terkena sindrom love at the first sight!!!!!!!!

Sial, ini benar-benar berbahaya!

***

Aku terbangun dalam kondisi mengenaskan. Mataku tidak bisa membuka saking mengantuknya. Bahkan semua hal aku kerjakan dalam keadaan setengah sadar.

Aku sedang menguap lebar saat wali kelasku masuk ke dalam kelas bersama Park songsaengnim, guru kesenian yang mengajar kami hari itu.

“Ada pengumuman, anak-anak! Hari ini 2 orang murid baru pindah ke sekolah ini dan masuk ke kelas kalian. Ibu harap kalian bisa memperlakukan mereka dengan baik!”

Aku menatap wali kelasku itu dengan heran. Dia berbicara seolah-olah sedang terhipnotis. Senyum sinting menghiasi wajahnya. Tidak biasanya dia seperti itu. Seolah-olah murid baru itu adalah Edward Cullen saja!

Lalu mereka berdua masuk dan… sepertinya konstelasi jagad raya sedang berantakan sekarang. Tidak ada suara sedikitpun dari ruangan ini saat mereka berdua melangkah masuk. Aku baru tahu seperti apa jelmaan dewa-dewi itu. Benar-benar mempesona dan mengagumkan.

Dan sepertinya dia benar-benar menyebalkan sekarang! Tidak seharusnya seorang namja terlihat begitu… begitu menyilaukan mata hanya dengan mengenakan seragam sekolah!

Dan sialnya, dari awal dia masuk kelas, matanya yang tajam tidak mau beranjak sedikitpun dari wajahku. Seolah-olah aku adalah bidadari dari kahyangan yang membuatnya terpesona. Puih, tentu saja tidak! Mungkin ada kotoran di wajahku!

Aku baru berniat memeriksanya saat tiba-tiba dia berjalan ke arahku dan berhenti di samping mejaku. Dia memalingkan wajahnya dariku dengan malas, seolah-olah dia sangat enggan untuk melakukan hal lain selain menatap wajahku. Huh, aku benar-benar memalukan! Mana mungkin makhluk semempesona ini terkagum-kagum melihatku? Ya, Hye-Na, sadar!!!!

Dia menatap Chae-Rin, teman sebangkuku, sambil memberikan senyum yang bisa membuat yeoja manapun meleleh seketika.. aku bisa melihat bahwa Chae-Rin benar-benar terpukau melihat namja itu.

“Bisakah aku duduk di tempatmu? Tak ada yang lebih kuinginkan selain duduk di samping gadis ini,” ujarnya dan dengan senang hati kembali menatapku. Huh, sepertinya otakku benar-benar harus diperiksa. Mungkin saat ini aku masih setengah sadar karena mengantuk.

Chae-Rin masih terpaku, silau dengan ketampanan namja di hadapannya.

“Kumohon….”

Suaranya begitu menggoda sehingga Chae-Rin mengangguk dan pindah ke kursi kosong di belakang kami, masih dengan tatapan yang tak bisa lepas dari wajah tampan itu.

Siswi baru tadi mengambil tempat di belakangku, di samping Chae-Rin. Aku baru melihat wajahnya dengan jelas sekarang. Dia gadis yang sangat cantik. Tak heran saat aku menoleh, semua namja di kelas ini sedang menatapnya terpesona.

Aku berbalik menatap namja di sampingku yang sedang menatapku dengan penuh minat.

“Kenapa kau ada disinii?” tanyaku ketus.

“Mengejarmu,” ujarnya enteng.

“Kenapa kau tidak duduk saja dengan pacarmu?”

“Dia bukan pacarku.”

Seseorang menyentuh pundakku dari belakang, membuatku menoleh dan seketika menatap wajah cantik yang sedang tersenyum kepadaku.

“Hai, aku Ji-Yoo! Choi Ji-Yoo. Senang bertemu denganmu! Kau benar Kyuhyun~a, dia benar-benar cantik!” ujar gadis bernama Ji-Yoo itu penuh semangat sambil menoleh memandang namja itu.

Apa? Aku cantik? Yang benar saja! Aku seperti itik buruk rupa bila disandingkan dengan gadis ini!

Aku mendelik menatap namja itu dan tanpa berpikir aku bertanya, “Kau kenapa mengejarku sampai kesini?”

“Ah, alasanku bukankah sudah sangat jelas? Aku menyukaimu,” ucapnya ringan tanpa beban.

“Kalian akan menjadi pasangan yang paling sempurna!” dukung Ji-Yoo.

Sepertinya dua orang ini benar-benar sudah tidak waras. Aku memutuskan untuk mengacuhkan mereka berdua dan memperhatikan Park songsaengnim, dan seperti biasa, kelas ini benar-benar ribut. Pria separuh baya itu hanya menempelkan sebuah gambar pemandangan di depan dan menyuruh kami menggambarnya semirip mungkin.

Aku mengeluarkan buku gambar dari dalam tas dan mulai menggambar. Aku suka menggambar. Benar-benar menyenangkan. Tapi konsentrasiku dalam 10 menit pertama langsung buyar karena dari tadi Kyuhyun menghabiskan waktunya hanya untuk menatapku.

“Apa yang kau lakukan?” semprotku.

“Memandangmu,” katanya jujur.

“Bukankah lebih baik kau mengerjakan tugas?”

“Aku sudah selesai dari tadi,” ujarnya sambil mengangkat sketsa gambar pemandangan yang telah selesai dibuatnya. Gambar itu bahkan jauh lebih indah daripada aslinya.

“Wow!” Aku menatapnya kagum.

Namja itu tersenyum dan membalik halaman buku gambarnya lalu menunjukkannya padaku. Sepintas gambar yeoja di kertas itu sangat mirip denganku. Hanya saja dalam kondisi seribu kali lipat lebih cantik. Rambut ikalku digerai dan berponi. Wajahku tanpa kacamata dan aku mengenakan gaun putih yang berkibar ditiup angin. Persis seperti bidadari.

“Kau suka? Begitulah wujudmu di mataku.”

Aku menatap Kyuhyun.

“Pernahkah kau berpikir untuk memeriksakan otakmu ke rumah sakit jiwa? Aku tidak akan pernah terlihat secantik itu!”

Kyuhyun mengerutkan keningnya.

“Aku tahu kau lebih cantik dari ini, tapi maaf kalau lukisanku begitu jelek sampai kau tidak menyukainya,” ujarnya serius. Aku bisa menarik satu kesimpulan. Namja ini benar-benar sudah gila!

“Oh, ayolah! Kau bisa membuatku gila kalau kau tidak memaafkanku!” pintanya.

“Kau memang sudah gila!” ujarku, tanpa sadar tertawa kecil.

Demi Tuhan! Aku tertawa?! Astaga!

Aku melihat tubuh Kyuhyun menegang, wajahnya terkesima melihatku seperti tidak ada hal indah lain di atas dunia yang bisa dilihatnya selain senyumanku.

***


Дата добавления: 2015-11-14; просмотров: 59 | Нарушение авторских прав


<== предыдущая страница | следующая страница ==>
KYUHYUN’S POV| KYUHYUN’S POV

mybiblioteka.su - 2015-2024 год. (0.01 сек.)