Студопедия
Случайная страница | ТОМ-1 | ТОМ-2 | ТОМ-3
АрхитектураБиологияГеографияДругоеИностранные языки
ИнформатикаИсторияКультураЛитератураМатематика
МедицинаМеханикаОбразованиеОхрана трудаПедагогика
ПолитикаПравоПрограммированиеПсихологияРелигия
СоциологияСпортСтроительствоФизикаФилософия
ФинансыХимияЭкологияЭкономикаЭлектроника

Februari 2013

Читайте также:
  1. Februari 2013

Hari ini valentine. Aku ingin memberinya cokelat. Aku sudah membuatnya tadi malam dan sudah membungkusnya juga dengan kotak berwarna sapphire blue. Karena aku tidak suka warna merah muda.

Hubunganku dengannya berjalan sebagaimana mestinya. Sekarang aku sudah bisa mengendalikan kegugupanku jika berada didekatnya.

Hari ini, dia ada jadwal latihan basket karena sebentar lagi aka nada turnamen basket. Aku pun melangkahkan kakiku menuju lapangan basket disekolahku sambil menggendong tasku dan membawa kotak cokelat untuknya ditanganku. Tapi tiba-tiba ada yang menghadang jalanku. Tiga orang gadis. Salah satunya yang sering kulihat bersama dia dulu. Gadis itu mendorong tubuhku hingga jatuh dan membuat cokelatku untuknya berantakan. Tuhaaaan.

“Kamu! Putusin dia! Jangan deket-deket dia lagi! Kalau bisa, pergi dari hidupnya!” bentaknya padaku. “Dia itu cuma buat aku! Bukan cewek kuper dan kampungan macam kamu! Ngerti?!” lanjutnya.

“Ya! Apa yang kamu lakukan padanya! Kamu itu bukan siapa-siapa aku! Punya hak apa kamu ngelarang dia jauhin aku! Dan satu lagi, aku ga pernah suka kamu. Ga akan pernah! A-KU CU-MA CIN-TA SA-MA DI-A!! Ngerti!” aku terpana. Dia muncul saat ada orang yang menggangguku. Dan dengan lantangnya dia bilang kalau dia mencintaiku. Tak dapat kubendung, air mataku pun mengalir membentuk sungai kecil.

Dan tiga gadis tadi pun meninggalkan kami berdua dengan kesal. “Kamu ga kenapa-napa kan?” tanyanya lembut sambil membantuku berdiri dan mengusap lembut pipiku untuk menghapus air mataku.

“Ne, tapi, cokelat untukmu…” aku menunjukkan sisa cokelat yang ada di kotaknya. Hanya satu buah yang tersisa, semuanya jatuh ke tanah.

Dia mengambil cokelat itu dan memasukkannya kedalam mulutnya. Aku menunggunya. “Enak,” ucapnya sambil tersenyum disela-sela ia mengunyah cokelat di mulutnya.

“Jinjja yo?” tanyaku dengan mata berbinar.

Dia mengangguk-anggukan kepalanya. “Ternyata kau pintar membuat cokelat!” pujinya.

Tuhaaaaan, aku senang bukan main! Walaupun dia hanya bisa memakan satu batang. Aku sangat senang dia memuji cokelatku. “Gomawo,” kataku dengan senyum yang tersungging dibibirku.

***

Maret 2013

Boy’s POV

Malam ini, aku mengajaknya jalan-jalan. Kami duduk-duduk ditepi sungai Han yang sangat indah apalagi klau pada malam hari. Disini juga banyak pasangan-pasangan yang sedang menikmati keindahan sungai Han. Aku menggenggam erat tangannya. Dia juga balas menggenggam erat tanganku.

“I have something for you,” kataku lembut.

“What?” tanyanya heran namun tetap memperlihatkan senyumannya.

“Close your eyes,” pintaku. Dan dia langsung memejamkan matanya.

Aku memasangkan seuntai kalung dengan bandul sebuah cincin dilehernya. Kalung itu tampak cantik dipakainya. Dia membuka matanya dan memandangi kalung yang kini terpasang rapi dilehernya.

“Someday, this ring will be there,” ujarku sambil menunjuk jari manis tangan kirinya. Dia hanya tersenyum kemudian menenggelamkan dirinya kedalam pelukanku.

***

END

 


Дата добавления: 2015-11-16; просмотров: 37 | Нарушение авторских прав


<== предыдущая страница | следующая страница ==>
Februari 2013| Общие требования.

mybiblioteka.su - 2015-2024 год. (0.006 сек.)