Студопедия
Случайная страница | ТОМ-1 | ТОМ-2 | ТОМ-3
АрхитектураБиологияГеографияДругоеИностранные языки
ИнформатикаИсторияКультураЛитератураМатематика
МедицинаМеханикаОбразованиеОхрана трудаПедагогика
ПолитикаПравоПрограммированиеПсихологияРелигия
СоциологияСпортСтроительствоФизикаФилософия
ФинансыХимияЭкологияЭкономикаЭлектроника

Genre :Family, Friendship, Romance/?, School live



RELATIONSHIP

 

Author: xavier’a

Genre:Family, Friendship, Romance/?, School live

Rate: PG15

Cast: Nam JooHyuk

Kim Sohyun

Taeyong

Shannon Williams

 

 

Lidah-lidah api terus menyulut bangunan megah tersebut. Beberapa mobil berwarna merah berdatangan, dan banyak orang datang mengerumuni kejadian malam itu.

 

"Apa masih ada orang didalam?" tanya dari seseorang petungas pemadam kebakaran.

 

"Ne, Tuan Kim, istri, dan anaknya ada didalam" jawab pelayan yang bekerja dirumah itu.

 

kawanan petugas kebakaran mulai memasuki gedung yang terbakar oleh api.

 

Lidah-lidah api mulai menjilat bangunan rumah, langit-langit rumah megah itu

tak lama kemudian, suara ledakan terdengar dari lantai 2 serpihan kaca mulai berhamburan kebawah. sontak membuat orang-orang disekitar rumah itu ketakutan terkena serpihan kaca dan berteriak.

(13 tahun kemudian)

 

"Eoh... Eomma, aku sudah sampai. Jadi supir Park yang menjemputku."

"Oh... itu dia. aku tutup dulu teleponnya Eomma, sampai bertemu di rumah."

 

Wanita muda berumur 16 tahun, yang baru saja pulang dari negeri sakura. Gaya dandanan dan style baju yang menunjungkan wanita jepang

Wanita itu berjalan sambil mendorong troli barang dibandara itu.

 

"Nona... Saya kira anda bukan Nona Sohyun 3 tahun yang lalu." ucap supir Park.

 

"Ah... Tidak Park Ahjussi, saya masih Soohyhn yang dulu" jawab wanita itu

 

Park ahjussi membawa barang-barang wanita itu.Dan membawanya ke kediaman keluarga Nam. Sepanjang perjalanan, Sohyun melihat-lihat kota Seoul yang tidak jauh berbeda dengan 3 tahun yang lalu.

Seorang laki-laki baru saja pulang dari sekolahnya, dengan lengkap seragam itu melekat ditubuhnya. Dia menyusuri setiap sudut rumah, mendapati Ibunya dan Lee Ahjumma sedang sibuk membereskan kamar yang seharusnya dirumah ini kosong.

 

"Apa dirumah kita akan kedatangan tamu?" celetuknya.

 

Dua wanita itu tersadar, lalu menoleh kesumber suara. mendapati laki-laki jakung bersandar pada pintu kamar berwarna cokelat tua sambil melipat kedua tangannya didepan dadanya.

 

"Bagaimana kau tidak tahu, adikmu akan sampai dirumah ini beberapa menit lagi." Ucap sang Ibu.

 

"Sohyun? Apa benar dia akan pindah kesini?" Tanyanya yang tidak percaya.

 

"Lebih baik kau megganti seragammu. Kau terlihat lusuh seperti tidak terurus." Tegur ibu.

 

Baru saja Nyonya Kwon menyuruh anakknya berganti pakaian, tiba-tiba suara mesin mobil terdengar didepan rumahnya. Sohyun memandang rumah yang telah dia tinggalkan selama 3 tahun. menurutnya tifak ada perubahan dengan arsitektur rumah ini. Tiba-tiba sapaan bahagia menyambutnya.

"Sohyunna~…" panggil wanita separuh baya itu.

 

"Eomma!" jawabnya cepat. Ibu dan anak itu berpelukan melepas rindu. Sedangkan Joohyuk sendiri melihat mereka berdua dari belakamg punggung sang ibu.

 

"Jangan lupa ada aku disini." Ucapnya santai.

 

Sontak membuat mereka melepaskan pelukkan hangat itu. Lalu tak lama kemudian mereka masuk kedalam kediaman keluarga Nam. Hingga pada malamnya keluarga kecil ini menghabiskan waktu diruang santai keluarga sambil menonton televisi.

 

"Sohyun, kau akan Appa sekolahkan satu sekolah dengan Joohyuk." Ucap sang kepala keluarga.

 

"Baiklah, tapi besok aku ingin pergi menemui seorang teman, bolehkan?" Tanya Sohyun

 

"Belum sampai sehari kau disini, tapi kau sudah ingin bertemu seseorang. Nugu? Namjachingu?" Celetuk Joohyuk yang bernada sinis.

 

"Yak!" Sohyun menedang kaki Joohyuk. "Dia temanku. Kau menyebalkan Joohyuk!" ucapnya kesal.

 

Sohyun langsung beranjak dari tempatnya meniggalkan mereka bertiga. Joohyuk yang melihat adiknya kesal hanya melihat datar kepergian adiknya.

 

"Seharusnya kau jangan begitu dengannya. Sana susul dia." Ucap sang Ibu.

 

Joohyuk menyusulnya kekamar. Membuka pintu kamarnya, lalu dia melihat Sohyun tetbaring ditempat tidurnya sambil memeluk bantal.



 

"Ada apa dengan Jepang, sehingga kau pindah?" tanyanya

 

"Bukan urusanmu." Tegasnya

 

"Baiklah, Mian? Aku hanya cemas tadi. Tidurlah, good night." Ucapnya sambil meninggalkan kamar itu.

 

-Esoknya-

 

Sohyun berdiri didepan sebuah kedai bergaya tradisional. Dia sambil menyocokkan nama kedai ini dengan pesan yang dikirimkan seseorang. Tanpa ragu dia masuk dan mencari batang hidung orang yang dicarinya.

 

"Sohyun! Hei" Panggil seseorang

 

"Taeyong-ah!" Sapanya.

 

Sohyun bertemu dengan teman sewaktu smp nya dulu. Dia melihat seragam yang dipakai Taeyeong sama dengan dipakai oleh Joohyuk. Apa mungkin Mereka satu sekolah?

 

"Apa kau sekolah Sung Han?" Tanya Soohyun.

"Ne. Wae?" Tanyanya.

 

"Kita akan satu sekolah! Ah… baguslah, aku tidak repot mencari teman baru." Ucap Sohyun sambil memamerkan senyumannya pada Taeyong. Taeyeong yang menyadari bahwa Sohyun masih saja sama seperti yang dulu. Begitu ceplas-ceplos, manis, dan senyumnya yang menarik pikirannya.

 

"Aku akan mengantarmu pulang. Tidak ada penolakan, jangan coba-coba menelpon supirmu." Ucap Taeyong yang memberikan peringatan kepada Sohyun.

 

Taeyong dan Sohyun menaiki Transportasi umum, menuju rumah Soohyun. Hal ini sering mereka lakukan saat masih satu sekolah dulu. Sesampainya mereka disambut oleh Joohyuk sedang beriteraksi dengan sepedanya. Joohyuk menyadari bahwa adiknya membawa seorang namja. Dia berusaha terlihat tidak peduli.

 

"Baiklah aku pulang dulu. Bye." Sapa Taeyong.

 

"Bye bye"

 

Joohyuk menyadari akan satu hal, Joohyuk tau Taeyong menyukai adiknya

Dan besok adalah hari pertama Soohyun bersekolah, mungkin butuh waktu untuk beradaptasi dengan lingkungan barunya bersekolah.

 

Esoknya

 

Sohyun dan Joohyuk sedang duduk manis didalam mobil.

"Bisakah aku minta satu hal?" Tanya Sohyun yg mengubah posisi duduknya berhadapan dengan Oppa nya.

 

"Apa? Jangan yang aneh-aneh." Tanyanya.

 

"Baiklah, Selama disekolah jangan ada yang tau jika kita adalah kakak beradik kembar."

 

Joohyuk mendengarnya merasa kecewa. Bagaimana bisa, orang yang dia sayang meminta seperti itu padanya. Padahal dari kecil Ayah dan Ibunya sudah memberi tanggung jawab untuk menjaga Soohyun.

 

-Flashback-

 

"Joohyuk, Ibu dan Ayah berharap kau akan menjaga Sohyun."

 

"Anggap dia adalah saudara perempuanmu."

 

Gadis kecil berkuncir dua, malu-malu berdiri dihadapan Joohyuk. Menurutnya ini asing baginya. Joohyuk yang melihatnya sedikit bingung, kenapa bisa didalam keluarganya bertambah anggota.

 

Umur mereka masih kecil, tidak mengerti kenapa biaa terjadi sampai seperti ini.

 

-Flashback end-

 

"Hei, apa kau dengar?" Panggil Sohyun.

 

Joohyuk tersadar, dia melihat adiknya yang memasang raut wajah sedikit kesal.Joohyuk hanya menganggukan kepala. Setidaknya dia bisa menjaganya dari kejauhan.

Sesampainya Joohyuk langsung menuju kelas, Sedangkan Sohyun mengurus beberapa hal, dan bel sekolah berbunyi. Gadis itu mengikuti seorang wanita yang masih terlihat muda yang membawa beberapa buku.
Sesampainya diruang kelas guru itu masuk, dan berdiri didepan kelas.

“Mohon perhatiannya. Hari ini ada murid baru yang akan bergabung didalm kelas ini. Dia baru saja pindah dari Jepang. Namanya Nam Sohyun, songsaenim harap kalian bisa berbaur.” Jelasnya.

“Sohyun, silahkan duduk dibangku kosong sana.” Songsaenim itu menunjukkan kursi yang kosong.

“Ne” Sohyun berjalan menuju kursinya. Tapi dia melihat Taeyong sedang melemparkan senyum kepadanya.

Sohyun dan Joohyuk berada kelas yang berbeda. Ini mungkin menyulitkan bagi Joohyuk dalam mengawasi Sohyun, namun berbanding terbalik dengan Sohyun yang bebas dari jangkauan Kakaknya.

 

Shannon seorang gadis yang menjadi teman sebangku Sohyun. Sohyun kira dia adalah peserta pertukaran pelajar, wajahnya mendukung itu semua. Namun setelah mendengar dari cerita Shannon, Sohyun tau kenapa dia sekarang berada di Korea.

 

Taeyong, Sohyun, dan Shannon berjalan berkeliling sekolah, untuk mengenalkan lingkungan sekolah ini pada Sohyun.

“Mereka berlatih sangat keras ahkir-ahkir ini.” Ujar Shannon.

Taeyong dan Sohyun segera mencari tahu apa yang dimaksud dengan kalimat temannya. Mereka melihat segeromblan laki-laki berlari-lari mengenakan jaket parasut yang seragam dan celana training.

“Ahhh… mereka. Mereka akan mengikuti kompetisi renang nasional, bukan?” celetuk Taeyong sambil memasukkan kedua tangannya kedalam saku celana seragamnya.

“Yap, termasuk Joohyuk yang menjadi bintangnya dalam kompetisi ini.” Shannon melihat sosok yang dibicarakannya.

Tersadar Sohyun baru mengetahui, kalau Joohyuk ikut dalam kompetisi ini, dan dia menjadi bintangnya. Selama ini ibu atau orang rumahnya tidak pernah bercerita tentangnya.

 

“Dan mereka siapa?” Tanya Sohyun sambil menujuk segerombolan gadis-gadis di pinggir lapangan.

 

“Mereka adalah penggemar laki-laki dalam klub renang.” “Yang berteriak, Oppa! Oppa!” ucap Taeyeong sambil memperagakan seorang gadis melihat idolanya.

“Penyakitnya mulai lagi.” Sohyun menarik Shannon, untuk meninggalkan laki-laki yang sedang asik dengan hayalannya.

Kini Sohyun dan Shannon sedang berjalan menyusuri trotoar di sore hari. Sohyun menemani Shannon untuk berjalan ke halte bus terdekat disekolahnya.

“Kau dan Taeyong sudah lama berteman?” Tanyannya.

 

“Ne, semenjak 3 tahun yang lalu.” Ujar Sohyun.

“Itu hebat.” Ujar Shannon, sambil memberikan kesan tawa garing.

 

“Ada apa? Apa kau menyukainya?” Tanya Sohyun tiba-tiba dan membuat Shannon diam.

 

“Jangan cemas, dia milikmu. Ada seseorang yang ingin kukejar.” Jelas Sphyun.

“Nuguya?” Shannon menarik lengan Sohyun. “Ahhh… jangan-jangan kau pindah ke Korea ada sesuatu hum?” selidiknya.

 

“Bukan itu, Ahh… Liat bus sudah datang. Palli palii” tunjuk Sohyun.

 

“Ah! Bye bye Sohyunna” Shannon berlari menuju halte. Sohyun hanya melihatnya dari belakang.

“Ah untung saja” ucapnya sambil mengelus dadanya. Tiba-tiba bunyi klakson mobil mengagetkan dirinya. Sadar ketika kaca mobil itu terbuka, tampaklah seorang laki-laki yang tidak asing bagi dirinya.

“Naiklah.” Perintah Joohuuk.

 

Sohyun menaikki mobil dengan wajah kesal, karena kejadian klakson tadi. Supir Park berada didalamnya dan menjelaskan kejadian klakson tadi adalah perintah Joohyuk.

 

“Kau menyebalkan” ucap Sohyun kesal.

 

“Kau yang lebih menyebalkan, menghilang disekolah, bukannya menunggu, atau menghubungiku atau supir Park.” Jelas Joohyuk.

 

“Maaf ini salah saya” ucap Park Ahjussi.

 

“Tak apa Ahjussi.” Ucap Sohyun “ Aku kira kau akan pulang lebih lama karna sibuk latihan. Jadi aku bermaksud mengantar temanku ke halte. Dan meminta ahjussi park menjemputku disini.” Jelas Sohyun.

Joohyuk hanya diam, tidak menanggapi penjelasan Sohyun. Tubuhnya sudah lelah karena latihan, dan dia tidak mau berdebat dengan gadis disampingnya.

 

Sesampainya sang Ibu menyambut anaknya. Tapi melihat kedua wajah masam anaknya, pasti terjadi sesuatu diantara mereka. Joohyuk segera masuk kedalam kkamarnya, sedangkan Sohyun menempel dengan Ibunya.

 

“Seperti biasa, dia menyebalkan. Eomma, kenapa selama ini kalian tidak pernah bercerita tentang kompetisi renang Joohyuk padaku.” Tanyanya bingung.

 

“Dia yang meminta untuk jangan memberitahu padamu sayang.” Jelas sang Ibu dan lantas menyuruhnya berganti pakaian.

 

Hari ini melelahkan bagi Sohyun, belum lagi efek jet lag yang dia rasakkan. Disekolah dia menahan rasa kantuknya.
Joohyuk mengotak-atik gadget miliknya, melihat pesan email yang terkirim ke emailnya. Paling mendominan, email dari adiknya. Tapi dia tidak pernah membalas email tersebut. Tiba-tiba rasa itu kembali lagi hadir kedalam dadanya, begitu cepat berdetak dan menyesakkan. Ini bukan gugup yang dia rasakan ketika menghadapi kompetisi renang seperti biasanya.

 

 

Joohyuk masuk kedalam kamar adiknya, dia melihat adiknya sedang tertidur. Dia sedang menghadapi masa-masa jet lag nya. Mungkin dia terlihat lelah, seharusnya Ayahnya tidak menyekolahkannya begitu cepat.

 

Sohyun mencium aroma yang tidak asing didalam kamarnya. Dalam tidurnya dia bisa mencium aroma Joohyuk yang nyaman. Dia membuka matanya perlahan, melihat Joohyuk

Sadar jika itu bukan mimpi, dia membuka matanya lebar dan mengangkat tubuhnya dengan sigap.

 

“Bangun, ini sudah jam berapa? Kau akan melewatkan makan malammu.” Ucap Joohyuk yang beranjak dari pinggir tempat tidur.

 

“Mian” ucap Sohyun.

 

“Hal apa?”

 

“Pulang sekolah tadi, seharusnya aku menghubungimu atau Ahjussi Park. Mian”

 

“Arra, cepat turun kebawah.” Perintahnya.

 

Joohyuk keluar dari kamarnya, tapi tiba-tiba Sohyun keluar, lalu memeluk Joohyuk dari belakang. Aroma yang tidak berubah dari 3 tahun yang lalu. Joohhyuk yang mendapat perlakuan seperti itu sangat kaget.

“Mian aku sangat menyebalkan. Apa kau marah padaku? Sebenarnya ada beberapa hal yang ingin kutanyakan padamu.” Sohyun menitikan air matanya, dia berusaha untuk tidak menangis. Banyak rasa kecewa yang dia terima dari Joohyuk dalam waktu yang sangat lama.

 

Joohyuk melepas pelukkan Sohyun, lalu berbalik kearah Sohyun.

“Aku tidak marah. Hanya sedang lelah. Jangan menangis, Eomma akan mengira hal yang tidak-tidak.” Ucap Joohyuk sambil menghapus air mata Sohyun.

 

“Arra” jawabnya singkat.

 

Esoknya Shannon dan Sohyun, duduk dikantin sekolah. Mereka melihat segerombolan anak-anak klub renang bersama grombolan fans mereka.

 

“Ini sering terjadi” celetuknya kepada Sohyun.

 

Tiba-tiba Taeyong datang membawa 3 kaleng soda kepada mereka.Kemudian Shannon teringat sesuatu,

“Aku lupa, aku tadi disuruh menemui Songsaenim Lee. Mian, aku duluan ya” Pamitnya

 

Mereka berdua hanya melihat sosok Shannon pergi menjauh dari mereka.

 

“Dia menyukaimu.” Celetuk Sohyun.

 

“Apa? Shannon?” Tanyanya kaget.

“Wae?” Tanya Sohyun heran.

“Tapi…” Tiba-tiba terdengar sebuah ledakan dari belakang kantin, semua orang berteriak. Hal aneh terjadi dengan Sohyun, telingannya berdengung, melihat orang berlari menjauh dari kantin itu. Banyak orang menyuruh menjauh karena api sudah mulai menyebar.

Sohyun seketika kembali ke masa yang dia lupakan, ingatan itu sudah lama terkubur. Taeyong yang melihat Sohyun terdiam memberikan tatapan kosong.

“Sohyunna? Apa kau dengar aku? Ayo kita harus pergi.” Ajak Taeyong.

 

Tiba-tiba Joohyuk datang ketika melihat adiknya seperti ini. Taeyong tahu Joohyuk adalah kakaknya, Joohyuk mengendongnya dan Taeyong membantu mengendongnya.

 

Banyak siswa melihat adengan gendong-mengendong itu, Joohyuk membawanya ke klinik sekolah. Raut cemas Joohyuk terlihat, ketika melihat Sohyun pingsan.

Dokter klinik sekolah segera mengecek keadaanya. Setelah beberapa saat, Sohyun mengalami shock trauma. Joohyuk tahu kejadian tadi, pasti mengingatkan pada trauma masa lalunya.

 

Joohyuk segera menghubungi Ahjussi Park. Taeyong dan Shannon datang ke klinik sekolah, untuk melihat keadaan Sohyun. Mereka mendapati Joohyuk didalamnya. Bagi Taeyong itu tidak mengejutkan, tapi berbeda dengan Shannon.

 

“Kenapa dia bisa disini?” Tanya Shannon.

 

“Dia saudara kembar Sohyun.” Ucap Taeyong dengan santai.

 

“Kuharap kau mau merahasiakannya.” Pinta Joohyuk.

 

“Aku bawa tasnya” Taeyong memberikan tas Sohyun ke Joohyuk.

 

Tak lama kemudian, Sohyun tersadar, dia menyesuaikan pandangannya, dan berpikir sejenak.

“Kalian…” Ujarnya

 

“Wali kelas membolehkanmu pulang bersama saudaramu” Ucap Shannon sambil melemparkan matanya ke Joohyuk.

 

“Kau tahu?” Sontak membuat Sohyun terkejut. Dan hanya dibalas anggukan dari Shannon.

 

“Tenang, aku akan merahasiakannya.” Jawab Shannon.

 

Sohyun hanya terdiam, pikirannya kembali ke masa lalunya. Dia bertanya-tanya dalam pikirannya.

Namun Joohyuk mendapati panggilan, ternyata dari ahjussi Park.

Sohyun dan Joohyuk pulang meninggalkan sekolahan mereka.

 

Malam harinya saat makan malam, Sohyun ingin menanyakan beberapa hal kepada orang tuanya.

 

“Appa, Eomma, ada yang ingin kutanyakan”

 

“Tanyakan saja sayang” ucap enteng sang ibu.

 

“Apa dulu rumah kita sempat terbakar?”

Sontak pertanyaan itu membuat suasana terdiam dan menghentikan aktifitas pada piring mereka.

 

“Mungkin ada sebuah cerita masa lalu yang harus diceritakan.” Ucap Ayahnya.

 

Dan itu membuat bingung Sohyun, adakah cerita keluarga ini membuat mereka bingung.

 

“Sebenarnya sewaktu kau berumur 3 tahun, pernah terjadi kebakaran besar. Waktu itu dirimu terjebak didalam ruangan bersama ibumu. Lalu…” cerita nyonya Kwon terhenti karena adanya pertanyaan dari Sohyun

 

“Tunggu, Ibumu? Maksudnya apa?” Jawab Sohyun yang kebigungan.

 

“Ibumu lebih memilih menyelamatkan dirimu, malam itu Kami melihat semua terbakar, para petugas segera menyelamatkan dirmu dan ibumu. Namun Ibumu terjebak sendiri dan saat para petugas kembali mencari, terjadi sebuah ledakan dirumah itu. Dan dari situ kami mulai mengangkatmu sebagai anak kami.”

 

Sebuah cerita dimasa lalu yang menohok hati Sohyun, Nyonya Kwon segera menghampiri puteri angkatnya dan mengajaknya beranjak dari tempat itu menuju kamarnya.

 

Sohyun hanya bisa menangis sesengukan, hal yang dia sesali kenapa dia baru mengetahui cerita ini dan kenapa semua disembunyikan.

 

“Kenapa kalian menyembunyikan ini dariku?” Tanyanya disela tangisan.

 

“Mian, bukan maksud kami untuk menyembunyikannya. Kami ingin melindungimu dari masa lalu kelammu. Tenang Sohyunna kami sudah menganggapmu bagiann dari keluarga ini.” Nyonya Kwon memeluk Sohyun sangat erat.

 

Sohyun bisa merasakan dekapan Ibu angkatnya. Pelukkan ini menunjukkan kasih sayang, dan rasa penyesalan.

 

“Kira-kira bagaimana wajah Eomma dan Appa kandungku?” Tanya Sohyun.

 

“Tunggu sebentar.” Wanita itu mengeluarkan foto album dan sebuah kotak hitam.

 

Sohyun melihat bagaiamana bentuk wajah orang tua kandungnya. Ayahnya memiliki badan berisi, dan ibunya sangat angun dan cantik.

 

“Kau tahu, dulu kami sempat ingin menjodohkanmu dengan Joohyuk?” ucap sang ibu dengan enteng

 

“Mwoya?” Jawab Sohyun terkejut.

 

“Dulu tujuannya agar keluargamu dan keluarga kami tidak saling menjauh”
“Tapi dengan alasan kalian sudah menjadi kakak adik. Jadi tidak mungkin dijodohkan.”

 

Alasanya yang tidak logis menurut Sohyun, dia mendapat 2 hadiah yang tak terduga malam ini, lantas sang ibu menyuruhnya untuk tidur. Sohyun membawa foto album dan kotak hitam yang diberikan ibu angkatnya. Dia belum ingin tidur, dia ingin menikmati udara malam dibalkon rumah ini, bersama 2 benda yang membuatnya tertarik. Dia membuka kotak hitam tersebut dan mendapati sebuah liontin perak, dia membukanya mendapati foto ayah dan ibunya dikedua sisi liontin itu.

 

Sohyun menangis terharu, seperti mendapatkan kado terindah di hari ulang tahunnya. Joohyuk datang memergoki diirinya sedang menangis.

 

“Jangan menangis.” Celetuknya. Secepatnya Sohyun menghapus air matanya.

 

“Apa kau menyesal hidup dalam keluarga ini? Apa kau menyesal ketika kau mengetahui bahwa kita tidak sedarah?” Tanya Joohyuk.

 

“Tidak ada yang kusesali sama sekali.” Jawab Sohyun mantap. “Tapi yang kusesali, kenapa aku baru mengetahui masa laluku.”

 

Joohyuk mengambil tempat disamping Sohyun.

 

“Sewaktu aku masih kecil, aku bingung kenapa dikeluarga kami ada penambahan anggota baru, kenapa Eomma dan Appa memintaku untuk menganggapmu menjadi saudara kembarmu.”

 

Sohyun hanya menatap Joohyuk yang berbicara tentang masa kecilnya.

 

“Semakin tumbuh menjadi besar, aku menyadari sesuatu hal yang ingin disembunyuikan keluarga ini, dan mala mini pun terbongkar.”

 

“Jadi kau sudah tau?” Tanya Sohyun, namun hanya dibalas dengan anggukan dari Joohyuk.

 

Sejenak mereka terdiam,dipikiran Sohyun kembali berpikir tentang pertanyaan-pertanyaan yang belum sempat dia tanyakan.

 

“Kenapa kau tidak membalas emailku hum?” Tanya Sohyun

 

“Aku sudah berganti email.” Jawab Joohyuk yang berbohong

 

“Lalu sewaktu di Jepang, kenapa setiap aku telepon kerumah, dan aku ingin berbicara denganmu, kau tidak mau menerimannya?”

 

“Aku sibuk.” Ujar Joohyuk

 

“Bohong.” Celetuk Sohyun

 

“Sibuk mempersiapkan perlombaan.” Jawabnya lagi

 

“Lalu kenapa kau menyembunyikan perlombaanmu dariku?” Tanya Sohyun kesal.

 

“Karena itu bukan urusanmu.” Celetuknya, sambil pergi meninggalkan Sohyun

 

Jelas itu membuat hati Sohyun sakit, ntah kenapa Joohyuk bersikap seperti ini sekarang kepadanya.

Segera Sohyun menelpon Taeyong untuk datang kerumahnya, banyak hal yang ingin dia ceritakan..

 

Joohyuk berada didalam kamarnya sambil membereskan beberapa barang dimejanya. Terdengar suara canda tawa Sohyun dan Taeyong dari dalam kamarnya. Terdengar jelas, bahwa Sohyun senang bersama Taeyong.

 

Joohyuk membuka lemarinya dan mengambil secarik kertas berwarna kuning. Ini adalah surat yang ditinggalkan Taeyong untuk Sohyun. namun terlambat, ketika Sohyun berangkat hari itu.

Joohyuk ingat isi surat Taeyong adanya pernyataan cinta kepada Sohyun. Joohyuk tau pada saat itu, hanya dia yang memiliki Sohyun, namun ketika membaca surat ini. Dia teringat satu hal, bahwa dia dan Sohyun terikat dalam keluarga.

 

Sohyun sangat terhibur dengan candaan Taeyong, mendadak Sohyun bertanya hal sesuatu.

 

“Bagaimana dengan Shannon? Dia cantik, pintar, baik. Bagaimana?”

 

“Aku tak tahu.” Jawabnya singkat.

 

“Bagaimana tidak tahu?” jawabnya bingung.

 

“Karena aku… aku menyukaimu.” Jawab Taeyong

 

“Kau menyukaiku sebagai sahabat bukan?” Tanya Sohyun.

 

“Bukan, tapi seorang melebihi sahabat.”

 

Apa mungkin yang dmaksud sebagai sebagai kekasih? Itu yang dipikirkan Sohyun.Tapi Sohyun tidak ada rasa lebih untuk Taeyong.

 

“Mian Taeyong, aku tidak bisa.” Sohyun memberikan jawaban itu.

 

“Apa karena Shannon?” tanyannya.

 

“Bukan itu, Tapi Joohyuk.”Jawab Sohyun

 

“Joohyuk?”

 

“Aku menyukainya. Mian” Jawab Sohyun malu-malu..

 

“Sudah kuduga. Tidak apa, yang penting kita tetap bisa bersahabat. Dan lupakan juga soal surat itu.” Ujar Taeyong

 

“Surat apa?” Tanya Sohyun bingung.

 

“Kau tidak menerimanya?” Tanya Taeyeong.

 

Mereka bingung dengan surat itu. Taeyong berkata bahwa surat itu dititipkan ke Joohyuk.

 

-Esok Harinya-

 

Minggu pagi ini terlihat seisi rumah sedang bersantai. Sohyun terus menatapi Joohyuk dengan tatapan curiga. Sesekali dia meminum susunya sambil memakan roti sarapannya, sedangkan Joohyuk dengan santai duduk didepan televisi. Ayah dan Ibunya melihat Sohyun dengan aneh, tidak seperti biasanya dia begini. Sohyun mendatangi Joohyuk dengan tatapan curiga.

 

“Ada apa?” Tanya Joohyuk yang merasakan aura aneh dari Sohyun.

 

“Mana surat dari Taeyong?” sontak pertanyaan itu, membuat Joohyuk kaget.

 

“Aku menyimpannya, lagian itu tidak penting, salam perpisahan dan pernyataan cinta.” Dan penyataan Joohyuk yang terang-terangan membuat Sohyun kesal dan langsung memukulnya dengan bantal sofa.

 

“Kau sudah membacanya? Itu sangan penting bodoh.”

 

“Arra! Kalian sangat cocok jika menjadi kekasih.” Joohyuk kesal segera menuju kamarnya, Sohyun pun mengejarnya.

 

Didalam kamar Joohyuk memberikan surat itu. Sohyun sempat kesal dengan surat miliknya disembunyikan sudah terlalu lama.

 

“Jadi, apa kalian sudah berpacaran? Dan kau menerimanya?” Jawab Joohyuk

 

“Tidak ada berpacaran, aku tidak bisa menerimanya.” Jawab Sohyun lantang.

 

“Wae?”

 

“Karena…” jawab Sohyun ragu

 

“Karena apa?” Tanya Joohyuk.

 

“Karena aku menyukaimu. Aku bukan menyukaimu bukan sebagai kakak, tapi menyukaimu sebagai lawan jenis.” Jawab Sohyun dengan menangis.

 

“Baiklah, ayo kita buat pengakuan.” Joohyuk menarik Tangan Sohyun, dan sampailah mereka didepan orang tua mereka.Sohyun bingung apa yang Joohyuk lakukan.

 

“Appa, Eomma aku ingin membuat pernyataan terlarang.” “Aku menyukai Sohyun, Kim Sohyun bukan Nam Sohyun.”

 

Lantas itu membuat kaget kedua orang tuanya dan Sohyun juga begitu. Joohyuk piker ini adalah pernyataa gila dalam hidupnya. Dan dia siap menerima amukan dari kedua orang tuanya.

 

“Memang benar firasat kita selama ini” ucap ibu

 

“Selama 3 tahun menjauh dari puteri angkat kita. Ternyata dia seperti ini.” Jawab sang Ayah.

 

“Tidak sia-sia selama ini. Keluarga Sohyun dan keluarga kita juga ingin menjodohkan kalian.” Jawab sang ayah.

 

Joohyuk terkejut dengan itu, tapi Sohyun tidak, karena dia sudah tau lebih awal. Sohyun tertawa melihat raut wajah Joohyuk.

 

“Kau sudah mengetahuinya?” Tanya Joohyuk, Hanya anggukan Sohyun Jawabannya.

 

Sontak seisi rumah tertawa namun tidak dengan Joohyuk, mungkin dia hanya korban disini. Semenjak dari situ, mereka bersepakat mengakui hubungan mereka, dan Taeyong dan Shannon? Masih berpetualang membetuk kisah yang baru.

-End -


Дата добавления: 2015-10-21; просмотров: 39 | Нарушение авторских прав




<== предыдущая лекция | следующая лекция ==>
Занятие 7. Синтаксические нормы современного русского литературного языка | 11.What you give someone when you get engaged.

mybiblioteka.su - 2015-2024 год. (0.066 сек.)